Sanae Takaichi Belum Ada Saingan, Jabatan Perdana Menteri Jepang
- account_circle -
- calendar_month 23 jam yang lalu
- comment 0 komentar

PERTAMA: Sanae Takaichi makin dekat menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang.(F:Ist)
JAMBISNIS.COM – Upaya pemimpin Partai Liberal Demokratik (LDP), Sanae Takaichi, untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang kembali mendapatkan momentum pekan ini. Hal ini terjadi seiring dengan kemajuan pembicaraan aliansi dengan partai politik lain.
Setelah Partai Komeito mengakhiri kerja sama mereka selama 26 tahun pekan lalu, LDP yang hampir selalu memimpin Jepang sejak era pasca-perang kini menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan Partai Inovasi Jepang (Ishin), partai sayap kanan yang memiliki pengaruh di parlemen.
Pemungutan suara parlemen untuk memilih perdana menteri berikutnya dijadwalkan berlangsung Selasa mendatang. Sistem pemilihan ini menetapkan bahwa kandidat yang meraih mayoritas suara gabungan dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Tinggi akan menjadi perdana menteri.
Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas sederhana, akan diadakan putaran kedua antara dua kandidat dengan suara terbanyak. Dalam hal terjadi perbedaan antara kedua kamar, suara Dewan Perwakilan Rakyat yang menjadi penentu.
Saat ini, LDP menguasai 196 dari 465 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, masih jauh dari ambang mayoritas sederhana sebanyak 233 kursi.
Jika Ishin bergabung, jumlah kursi gabungan mereka mencapai 231. Untuk menambah dua suara lagi, LDP tengah mencari dukungan dari partai-partai kecil baru. Namun, belum jelas apakah Ishin akan menjadi mitra koalisi resmi atau hanya memberikan dukungan politik.
Sementara itu, kemungkinan munculnya kandidat lain masih belum pasti. Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ), yang memiliki 148 kursi, mengusulkan agar partai oposisi mengajukan satu kandidat bersama, kemungkinan Yuichiro Tamaki, pemimpin Partai Demokrat untuk Rakyat (DPFP).
Jika CDPJ, DPFP (27 kursi), dan Komeito (24 kursi) bersatu, total kursi mereka akan melampaui LDP, meski tetap belum cukup untuk mayoritas sederhana.
Namun, Tamaki menyatakan perbedaan mendasar antara partainya dengan CDPJ terkait isu seperti energi nuklir dan keamanan membuat pembentukan aliansi menjadi tantangan besar.
Dengan dinamika politik yang kompleks ini, pertemuan dan kesepakatan terakhir antara LDP dan partai-partai lain akan menjadi kunci penentuan siapa yang akan memimpin Jepang dalam waktu dekat.(*)
- Penulis: -
Saat ini belum ada komentar