Starbucks PHK 369 Pegawai di Washington, Tutup Sejumlah Gerai pada Desember 2025
- account_circle syaiful amri
- calendar_month 1 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Gerai Starbucks Reserve Roastery di Capitol Hill, Seattle, salah satu lokasi ikonik yang akan ditutup pada Desember 2025. Starbucks akan memangkas 369 pegawai di negara bagian Washington.
JAMBISNIS.COM – Raksasa kopi global Starbucks kembali melakukan langkah efisiensi besar-besaran. Perusahaan asal Amerika Serikat itu berencana memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 369 pegawai di negara bagian Washington seiring dengan penutupan sejumlah gerai pada Desember 2025. Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi jaringan gerai yang sedang dilakukan Starbucks setelah sejumlah lokasi dinilai tidak lagi memenuhi target keuangan maupun standar pengalaman pelanggan.
Mengutip laman WSET, Rabu (8/10/2025), informasi ini terungkap dalam dokumen Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) yang diajukan perusahaan pada 3 Oktober 2025. Dokumen tersebut menyebutkan, PHK akan berlaku permanen paling lambat 5 Desember 2025, dan mencakup beberapa wilayah di Washington. Penutupan ini termasuk Starbucks Reserve Roastery di Capitol Hill, Seattle, salah satu gerai paling ikonik yang telah beroperasi sejak 2014. Gerai seluas 1.400 meter persegi itu dikenal sebagai destinasi unggulan bagi pencinta kopi dengan konsep pengalaman imersif. CEO Starbucks Brian Niccol menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melakukan tinjauan portofolio global.
“Kami menemukan beberapa kedai tidak dapat menciptakan lingkungan sesuai ekspektasi pelanggan dan mitra kerja kami, atau tidak menunjukkan jalur menuju kinerja finansial yang baik. Lokasi-lokasi seperti ini akan kami tutup,” ujar Niccol dalam surat kepada karyawan bulan lalu.
Menurut Niccol, meskipun penutupan gerai adalah hal yang lazim dalam bisnis ritel, gelombang kali ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk menata ulang jaringan dan memperkuat profitabilitas menjelang tahun fiskal 2026.
Starbucks juga menyiapkan rencana renovasi lebih dari 1.000 gerai di Amerika Utara dalam satu tahun ke depan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan. Serikat pekerja Starbucks Workers United, yang mewakili sekitar 12.000 barista di 45 negara bagian dan Washington D.C., melayangkan kritik keras terhadap kebijakan tersebut.
“Di bawah kepemimpinan Brian Niccol, kondisi justru semakin mundur. Keputusan besar terus dibuat tanpa ada suara dari barista,” tulis serikat dalam pernyataan resminya.
Mereka juga menyoroti kontras antara kebijakan pemangkasan biaya dan kompensasi eksekutif.
“Starbucks berbicara tentang efisiensi, tetapi di sisi lain membayar Niccol sebesar US$98 juta pada tahun lalu dan menggelar konferensi mewah senilai lebih dari US$80 juta di Las Vegas,” ujar serikat tersebut.
Serikat kini mengajukan permintaan resmi kepada Starbucks untuk memperoleh rincian rencana penutupan dan menegosiasikan penempatan ulang karyawan ke gerai lain sesuai preferensi masing-masing. Menurut laporan perusahaan, hingga Juni 2025 Starbucks memiliki sekitar 18.734 gerai di Amerika Utara. Namun, jumlah itu turun menjadi 18.300 gerai pada akhir Juli 2025, atau menyusut sekitar 1% hanya dalam sebulan. Sebagai bagian dari transisi, Starbucks bekerja sama dengan WorkSource Center dan tim tanggap cepat lokal untuk memberikan pelatihan ulang dan bantuan pekerjaan baru bagi pegawai terdampak. Kebijakan ini menandai fase restrukturisasi besar-besaran Starbucks, yang bertujuan menyeimbangkan kembali portofolio globalnya setelah menghadapi tekanan margin akibat biaya operasional tinggi dan perubahan perilaku konsumen pascapandemi.
- Penulis: syaiful amri
Saat ini belum ada komentar