Erupsi Semeru Hari Ini: Status Awas, 3 Desa Terdampak dan 300 Warga Mengungsi
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Kam, 20 Nov 2025
- comment 0 komentar

Warga mengabadikan luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU
JAMBISNIS.COM – Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas sejak Rabu (19/11/2025). Pada pukul 17.00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Semeru ke Level IV atau Awas. Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari, terhitung 19–26 November 2025.
Dalam enam jam pengamatan terakhir pada Kamis (20/11/2025) pukul 00.00–06.00 WIB, aktivitas Semeru terpantau cukup tinggi. Tercatat 32 kali gempa guguran dan 25 kali gempa letusan dengan variasi durasi dan kekuatan.
“Aktivitas Gunung Semeru untuk pengamatan kegempaan tercatat 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3–16 mm dan lama gempa 69–108 detik,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dikutip Antara (20/11).
Ia menambahkan bahwa Semeru juga mencatat “satu kali gempa embusan dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 67 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 mm, S-P 21 detik dan lama gempa 77 detik.”
Dengan status Awas, PVMBG mengeluarkan sejumlah larangan dan imbauan, yaitu:
- Tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 20 km dari puncak.
- Menjaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai yang berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar.
- Tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah.
Tetap waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan aliran lahar di sungai-sungai berhulu Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusdalops melaporkan bahwa tiga desa di dua kecamatan terdampak aktivitas Semeru:
- Desa Supit Urang (Pronojiwo)
- Desa Oro-Oro Ombo (Pronojiwo)
- Desa Penanggal (Candipuro)
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menginstruksikan jajarannya untuk segera merespons perkembangan situasi terkait potensi korban, kerusakan, dan kebutuhan evakuasi.
Hingga malam hari, sekitar 300 warga telah mengungsi, dengan lokasi pengungsian antara lain:
- Balai Desa Oro-Oro Ombo (200 jiwa)
- SD 2 Supiturang (100 jiwa)
- Sebagian lainnya di Balai Desa Penanggal
Penetapan status tanggap darurat dilakukan agar proses penanganan dapat dilakukan cepat, tepat, dan terkoordinasi.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar