Kilang Balikpapan Kini Produksi Propylene, Perkuat Ketahanan Industri Petrokimia
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Jum, 12 Des 2025
- comment 0 komentar

Kilang Minyak Balikpapan yang mengalami kebekaran 25/5/2024.
JAMBISNIS.COM – Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memperkuat posisi Indonesia dalam industri petrokimia nasional. Melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, fasilitas Kilang Balikpapan kini resmi mampu memproduksi propylene, salah satu bahan baku utama industri plastik, tekstil, hingga produk kimia.
Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani menjelaskan bahwa sebelum proyek RDMP dijalankan, Kilang Balikpapan belum memiliki kemampuan memproduksi petrokimia. Namun setelah pengembangan dilakukan, kilang tersebut kini dapat menghasilkan propylene dan sulfur sebagai produk unggulan.
“Melalui proyek RDMP Balikpapan ini, kilang akan mampu menghasilkan produk petrokimia berupa propylene dan sulfur,” ujar Milla, Kamis (12/12/2025).
Total produksi petrokimia dari kilang tersebut ditargetkan mencapai 283 ribu ton per tahun, dengan 225 ribu ton di antaranya merupakan propylene, sementara sisanya sulfur.
Produk propylene dari Kilang Balikpapan dihasilkan melalui Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), yang menjadi unit utama dalam proyek RDMP.
Untuk mendukung manajemen inventori, KPI juga membangun delapan tangki berbentuk bola guna menyimpan produk propylene yang berbentuk gas.
Milla menjelaskan bahwa kebutuhan propylene dalam negeri terus meningkat, terutama untuk industri plastik dan tekstil. Karena itu, kemampuan untuk memproduksi propylene secara mandiri menjadi langkah penting dalam memperkuat ketahanan industri nasional.
Propylene hasil RDMP Balikpapan nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan baku di kilang Polytama Propindo di Balongan, Indramayu. Polytama merupakan produsen polypropylene (PP), salah satu jenis plastik yang paling banyak digunakan dalam kemasan makanan, otomotif, hingga rumah tangga.
Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor petrokimia dan memperkuat rantai pasok industri dalam negeri.
“Penambahan produksi ini tentunya akan membantu mengurangi impor produk petrokimia yang masih cukup besar,” tutup Milla.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar