IMF Peringatkan: Utang Dunia Siap Menembus 100% PDB Global, Sinyal Bahaya bagi Ekonomi dan Pasar Keuangan
- account_circle Kurnia 26
- calendar_month 11 jam yang lalu
- comment 0 komentar

imf
JAMBISNIS.COM – Dunia menghadapi ancaman baru di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan total utang pemerintah dunia akan mencapai 100 persen dari produk domestik bruto (PDB) global pada 2029, level tertinggi sejak Perang Dunia II.
Kenaikan tajam ini mencerminkan beban fiskal yang kian berat setelah pandemi COVID-19. Selama krisis, banyak negara menambah pinjaman besar-besaran untuk menjaga perekonomian tetap bertahan. Kini, konsekuensinya mulai terasa — biaya bunga membengkak, ruang fiskal menyempit, dan risiko gagal bayar meningkat.
Dampak Langsung ke Pertumbuhan dan Dunia Bisnis
Dalam laporan Fiscal Monitor terbarunya, IMF menilai peningkatan utang yang terlalu cepat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menciptakan ketidakstabilan di pasar keuangan global.
IMF menekankan perlunya negara-negara untuk mengalihkan anggaran ke sektor produktif seperti infrastruktur, pendidikan, dan inovasi teknologi, agar pinjaman yang diambil dapat memberikan efek berganda terhadap perekonomian.
“Mengelola utang bukan sekadar menekan defisit, tapi memastikan setiap pengeluaran publik mampu menciptakan nilai tambah ekonomi,” tulis IMF dalam laporannya yang dikutip dari The Guardian, Kamis (16/10/2025).
Negara Berkembang Paling Tertekan
IMF menyoroti bahwa negara berkembang dan berpendapatan rendah kini menghadapi risiko fiskal paling besar. Meski rasio utang terhadap PDB mereka lebih kecil dibandingkan negara maju, kapasitas fiskal dan kemampuan bayar jauh lebih terbatas.
Kenaikan suku bunga global menambah beban, karena sebagian besar utang mereka berdenominasi dolar AS. Kondisi ini membuat biaya pinjaman meningkat dan ruang fiskal untuk pembangunan semakin sempit.
“Banyak negara berpendapatan rendah kini berhadapan dengan tekanan fiskal yang berat, bahkan sebelum rasio utang mereka melonjak,” sebut IMF.
Sinyal ke Investor dan Dunia Usaha
Tingginya utang global memberi sinyal perubahan arah kebijakan ekonomi dunia. Setelah satu dekade berada di era stimulus, kini banyak negara mulai memasuki fase konsolidasi fiskal.
Bagi pelaku pasar dan dunia usaha, kondisi ini menjadi peringatan penting. Suku bunga yang tinggi dan kebijakan fiskal ketat berpotensi menekan ekspansi bisnis, menghambat pembiayaan investasi, dan memicu volatilitas di pasar obligasi.
Pertumbuhan Global Masih Lemah
IMF juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai 3,2 persen pada 2024, mencerminkan pemulihan yang belum merata di berbagai negara.
Laporan Fiscal Monitor ini dirilis bersamaan dengan Pertemuan Tahunan IMF–Bank Dunia di Washington, di mana para pemimpin keuangan dunia membahas tantangan utama ekonomi global: utang, inflasi, dan perlambatan investasi.
- Penulis: Kurnia 26
Saat ini belum ada komentar