BPS: Ada PHK Tapi Pengangguran Turun, Serapan Tenaga Kerja Meningkat di 2025
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Kam, 6 Nov 2025
- comment 0 komentar

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti
JAMBISNIS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan jumlah pengangguran nasional di tengah maraknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data BPS per Agustus 2025, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat sebanyak 7,46 juta orang, turun dibandingkan Agustus 2024 yang mencapai 7,47 juta orang, dan lebih rendah dari Agustus 2023 yang masih sebesar 7,86 juta orang.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa penurunan angka pengangguran ini terjadi karena penyerapan tenaga kerja terus meningkat, meskipun masih ada kasus PHK di sejumlah sektor industri.
“Sebenarnya ada yang PHK, dan ada yang masuk diserap lapangan kerja. Kebetulan di bulan Agustus itu juga jumlah angkatan kerjanya meningkat,” ujar Amalia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Dari total pengangguran per Agustus 2025, sekitar 0,77% atau 58 ribu orang tercatat sebagai korban PHK. Angka ini mencakup PHK di beberapa sektor utama, yaitu:
- Industri pengolahan: 22,8 ribu orang
- Perdagangan: 9,7 ribu orang
- Pertambangan: 7,7 ribu orang
Ketiga sektor tersebut menjadi penyumbang terbesar kasus PHK yang tercatat oleh BPS sepanjang tahun 2025. BPS mencatat jumlah angkatan kerja di Indonesia per Agustus 2025 mencapai 154 juta orang, meningkat dibanding Agustus 2024 yang sebesar 152,11 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 146,54 juta orang telah bekerja, naik dari 144,64 juta orang pada tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah tenaga kerja terserap inilah yang turut mendorong turunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT). Pada Agustus 2025, TPT tercatat 4,85%, turun dari 4,91% di Agustus 2024 dan 5,32% di Agustus 2023.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Turun
TPT menggambarkan persentase jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja dan menjadi indikator utama kondisi pasar tenaga kerja. Menurut Amalia, penurunan TPT menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Indonesia masih cukup kuat, meskipun beberapa perusahaan melakukan efisiensi.
“Dengan peningkatan jumlah angkatan kerja itu, ada banyak yang diserap tetapi ada juga yang menganggur. Jadi memang di dalam pasar tenaga kerja itu ada yang masuk dan ada yang keluar,” kata Amalia.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar