Dampak Shutdown AS, Bandara Burbank di Los Angeles Beroperasi Tanpa Petugas Menara Kontrol Selama 6 Jam
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Sel, 7 Okt 2025
- comment 0 komentar

Ilustrasi bandara di Amerika Serikat. Bandara Hollywood Burbank di Los Angeles sempat beroperasi tanpa petugas menara kontrol selama enam jam akibat dampak penutupan pemerintahan federal atau government shutdown, Senin (6/10/2025) malam waktu setempat.
JAMBISNIS.COM – Dampak penutupan sebagian pemerintahan federal Amerika Serikat atau government shutdown mulai dirasakan di sektor penerbangan. Bandara Hollywood Burbank di California, salah satu yang tersibuk di kawasan Los Angeles, dilaporkan tidak memiliki pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) selama enam jam pada Senin (6/10/2025) malam waktu setempat.
Gubernur California Gavin Newsom menyoroti kondisi tersebut melalui unggahan di platform X (dulu Twitter), sambil menyindir Presiden Donald Trump.
“Terima kasih @realDonaldTrump! Bandara Burbank tidak memiliki pengatur lalu lintas udara dari pukul 16.15 hingga 22.00 hari ini karena penutupan pemerintah ANDA,” tulis Newsom, dikutip dari AFP.
Menurut data Otoritas Penerbangan Federal (FAA), kekosongan staf menyebabkan keterlambatan penerbangan rata-rata hingga 2,5 jam. FAA menyebut kekurangan personel menjadi penyebab utama situasi tersebut.
Stasiun televisi lokal ABC7 melaporkan, para staf bandara mengonfirmasi bahwa tidak ada petugas ATC di menara kontrol selama periode itu. Untuk sementara, pengelolaan lalu lintas udara dialihkan ke tim pengendali di San Diego yang berkomunikasi langsung dengan para pilot yang datang dan berangkat dari Bandara Burbank.
Meski demikian, pihak bandara memastikan operasional tetap berjalan. Penumpang diminta memeriksa jadwal penerbangan sebelum menuju bandara.
“Kami menyarankan penumpang untuk menghubungi maskapai mereka sebelum tiba di bandara, guna memperoleh informasi terbaru mengenai kemungkinan keterlambatan atau pembatalan,” ujar pernyataan resmi Bandara Burbank kepada AFP.
Situasi ini terjadi di tengah government shutdown yang telah memasuki minggu kedua. Kebuntuan anggaran muncul karena Partai Demokrat menolak rancangan undang-undang yang diajukan Partai Republik pimpinan Trump. Demokrat mendesak agar subsidi program kesehatan Obamacare diperpanjang dan pemotongan dana kesehatan dibatalkan.
Sementara Partai Republik menilai isu subsidi kesehatan seharusnya dibahas terpisah dari pendanaan operasional pemerintahan. Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan sekitar 11 juta warga AS berisiko kehilangan akses layanan kesehatan jika pemangkasan program Medicaid terus diberlakukan. Selain itu, sekitar 4 juta warga lainnya diprediksi akan kehilangan asuransi kesehatan pada tahun depan, dan 24 juta warga berpotensi menghadapi lonjakan premi hingga dua kali lipat.
- Penulis: syaiful amri
Saat ini belum ada komentar