Serapan Pupuk Subsidi Naik Tajam Setelah HET Turun 20 Persen
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Jum, 7 Nov 2025
- comment 0 komentar

ILUSTRASI: Petani sedang menabur pupuk di persawahan
JAMBISNIS.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan bahwa serapan pupuk subsidi meningkat signifikan setelah pemerintah menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar 20 persen dan menyederhanakan sistem distribusi pupuk untuk petani. Direktur Pupuk Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Jekvy Hendra, mengatakan kebijakan penurunan HET yang mulai berlaku sejak 22 Oktober 2025 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menata ulang sistem pupuk bersubsidi agar lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran.
“Sebelum kebijakan ini diterapkan, rata-rata penebusan pupuk hanya sekitar 42 ribu petani per hari. Kini meningkat tajam menjadi 72 ribu hingga 78 ribu petani per hari,” ujar Jekvy dalam webinar “Kebijakan Pertanian: 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo”, Jumat (7/11/2025).
Peningkatan tersebut mencerminkan antusiasme petani setelah harga pupuk bersubsidi diturunkan. Berdasarkan data PT Pupuk Indonesia, sejak kebijakan baru diumumkan, tercatat serapan pupuk Urea mencapai 180 ribu ton dan pupuk NPK Phonska sebesar 266.800 ton.
Rincian Penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Subsidi 2025
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 1117/Kpts/SR.310/M/10/2025, penurunan HET pupuk subsidi meliputi:
- Urea: turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800/kg
- NPK: turun dari Rp2.300 menjadi Rp1.840/kg
- NPK Kakao: turun dari Rp3.300 menjadi Rp2.640/kg
- ZA (khusus tebu): turun dari Rp1.700 menjadi Rp1.360/kg
- Pupuk Organik: turun dari Rp800 menjadi Rp640/kg
Selain penurunan harga, Kementan juga memperkenalkan sistem penebusan digital pupuk subsidi menggunakan aplikasi IPUBER, yang memungkinkan petani membeli pupuk hanya dengan KTP atau kartu perbankan di mesin EDC.
“Sistem digital ini membuat distribusi pupuk lebih mudah dan mengurangi potensi penyalahgunaan subsidi,” jelas Jekvy.
Sementara itu, PT Pupuk Indonesia memastikan stok pupuk nasional dalam kondisi aman. Hingga akhir Oktober 2025, stok pupuk mencapai 1,1 juta ton, terdiri atas 1,07 juta ton pupuk subsidi dan 434 ribu ton pupuk non-subsidi yang disiapkan bagi petani di luar alokasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Realisasi penyaluran pupuk subsidi hingga 26 Oktober 2025 mencapai 6,31 juta ton, atau 68,18 persen dari total alokasi nasional sebesar 9,55 juta ton.
“Kami terus berkolaborasi dengan Kementan agar penyaluran pupuk subsidi tetap optimal dan tepat sasaran,” ujar Asep Saepul Muslim, SVP Strategi Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Pupuk Indonesia.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar