Pasar Ritel Menguat, Brand Asing Ramai Masuk Indonesia: Terapkan Pop-up Store dan Konsep Omnichannel
- account_circle -
- calendar_month Kam, 20 Nov 2025
- comment 0 komentar

ILUSTRASI: Indonesia merupakan destinasi yang sangat menjanjikan bagi brand-brand asing yang ingin melakukan ekspansi.(F:Ist)
JAMBISNIS.COM – Sektor properti ritel di Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan. Fenomena penutupan gerai-gerai besar dan department store seperti Transmart dan Sogo di beberapa lokasi bukan pertanda kemunduran, melainkan indikasi kuat adanya pergeseran preferensi konsumen dan evolusi model bisnis ritel.
Di tengah perubahan ini, Indonesia, khususnya Jakarta, menawarkan pangsa pasar yang menarik bagi masuknya brand-brand asing baru, terutama dari China, Jepang, Korea, dan bahkan Eropa.
Managing Director CBRE Indonesia Angela Wibawa menuturkan, department store konvensional kini menghadapi tantangan. Konsumen, terutama generasi muda (Gen Z dan Millennial), tidak lagi menjadikan department store sebagai tujuan utama berbelanja.
“Konsumen menilai pengalaman berbelanja di department store sudah tidak sesuai lagi dengan kekinian,” ujar Angela dikutip dari Kompas, Kamis (20/11/2025).
Sebagai gantinya, ritel bergerak ke model yang lebih spesialis, seperti pop-up store dan konsep omnichannel, serta bangunan ritel stand-alone (berdiri sendiri di luar mal). Ritel modern kini juga cenderung mendekatkan diri ke konsumen, bahkan hingga ke tingkat kabupaten, seperti yang terlihat pada pertumbuhan mini-market atau ritel pasar kecil.
“Tujuannya adalah mengurangi jarak akses, menghemat waktu tempuh (commute), dan mengatasi kemacetan,” Senior Director, Co-Head of Office Services di CBRE Indonesia Albert Dwiyanto.
Salah satu tren signifikan adalah ritel yang sebelumnya dominan di mal, seperti farmasi dan beberapa merek, kini memilih buka di lokasi stand alone untuk mendekatkan diri ke konsumen dan mengantisipasi perubahan perilaku.
Daya tarik utama Indonesia, khususnya Jakarta, terletak pada kekuatan pasar domestik yang besar, bukan semata-mata turis internasional. Mayoritas konsumen di kota-kota besar adalah Generasi Z dan Gen Y (Millennial), yang memiliki preferensi dan gaya belanja berbeda.
Juaranya Walaupun kunjungan wisatawan mancanegara di Jakarta relatif kecil, kedatangan turis domestik (domestic arrival) ke Jakarta mengalami peningkatan drastis, jauh di atas angka sebelum Covid-19. Turis domestik, termasuk ASN dan masyarakat daerah, menjadikan mal sebagai salah satu destinasi utama saat berkunjung ke Jakarta.
“Peningkatan ini menciptakan peluang besar bagi ritel yang perlu didorong dan dimanfaatkan, serupa dengan peran sektor ritel dalam mendongkrak perekonomian di Thailand,” timpal Head of Research CBRE Indonesia Anton Sitorus.
Dengan demikian, pasar ritel di Indonesia sangat didorong oleh local spending dan volume kedatangan domestik yang tinggi, menjadikannya pasar yang solid dan menarik bagi ekspansi brand.
Brand Asing Baru
Dalam konteks pergeseran perilaku dan pasar yang kuat ini, wajar jika ada pergerakan “pergantian pemain” (shifting brand).
CBRE Inonesia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan masuk brand-brand asing baru untuk menggantikan atau mengisi ceruk pasar yang ditinggalkan department store yang tutup.
“Ini bukan sekadar rumor, melainkan respons alami terhadap tren,” imbuh Albert.
Penutupan beberapa chain ritel besar seperti Sogo di luar negeri atau Transmart di Indonesia membuka ruang di lokasi-lokasi strategis yang sangat menarik bagi brand lain.
Masuknya specialty store di saat beberapa ritel lain tutup adalah contoh nyata shifting brand ini. Dan brand asing yang masuk akan berfokus pada model ritel yang sedang tren: spesialisasi, konsep unik, dan stand-alone building.
“Konsep stand-alone ini secara langsung mendorong peningkatan permintaan ruko (rumah toko) atau bangunan komersial mandiri, terutama di lokasi dengan trafik yang bagus. Brand asing dapat memanfaatkan tren ini untuk ekspansi cepat di berbagai area tanpa bergantung pada slot di mal,” papar Albert.
Menurutnya, konsumen mencari pengalaman yang menyenangkan (happy) bahkan untuk pengeluaran kecil seperti hanya membeli kopi atau makanan. Brand asing yang menawarkan konsep pengalaman, komunitas, atau spesialisasi, bukan kebutuhan bulanan ala supermarket besar, akan lebih diminati.
Dengan fundamental pasar yang kuat, demografi muda, spending domestik yang tinggi, dan permintaan untuk konsep ritel yang lebih modern dan efisien, Indonesia merupakan destinasi yang sangat menjanjikan bagi brand-brand asing yang ingin melakukan ekspansi. Regulasi dan insentif, terutama terkait tata ruang kota dan perizinan, diharapkan dapat lebih mendukung sektor komersial ini untuk memaksimalkan potensi investasi.(*)
- Penulis: -
- Editor: Darmanto Zebua

Saat ini belum ada komentar