Harga Perak Akan Mengalami Kenaikan Seiring Meningkatnya Permintaan Mobil Listrik
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Sel, 7 Okt 2025
- comment 0 komentar

Ilustrasi logam perak batangan dan koin perak. Permintaan perak global melonjak seiring pertumbuhan sektor energi baru terbarukan dan kendaraan listrik, mendorong harga perak naik hingga 30 persen sepanjang tahun 2025.
JAMBISNIS.COM – Prospek harga perak dinilai semakin cerah seiring melonjaknya permintaan dari sektor energi baru terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik (EV) yang terus meningkat secara global. Analis Keuangan Finex Brahmantya Himawan mengatakan dua sektor tersebut menjadi katalis utama yang menciptakan tekanan struktural terhadap pasokan global, sehingga berpotensi mendorong harga perak naik dalam jangka menengah hingga panjang.
“Ketika adopsi dua teknologi ini terus meningkat, pasar perak global akan menghadapi tekanan permintaan struktural yang signifikan,” ujar Brahmantya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Menurut dia, panel surya dan mobil listrik menjadi penyerap terbesar perak dunia. Rata-rata 1 gigawatt (GW) panel surya membutuhkan 10 ton perak, sedangkan satu unit kendaraan listrik mengandung 25–50 gram perak.
Berdasarkan data GlobalData, kapasitas instalasi panel surya dunia saat ini telah mencapai 550 GW per tahun, setara kebutuhan sekitar 5.500 ton perak. Sementara itu, penjualan kendaraan listrik global mencapai 20 juta unit per tahun, menyerap tambahan 500–1.000 ton perak.Brahmantya menilai pasokan global tidak tumbuh sebanding dengan lonjakan permintaan. Meksiko, sebagai produsen perak terbesar dunia, bahkan melaporkan penurunan produksi dua digit dalam satu dekade terakhir akibat keterbatasan cadangan tambang.
Ketimpangan tersebut memicu defisit pasokan tahunan dan mempertahankan tren kenaikan harga. Saat ini, harga perak berada di kisaran 42–48 dolar AS per ons, atau meningkat sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.
“Selain fungsi tradisionalnya sebagai aset lindung nilai saat krisis, kini perak mendapat dorongan baru dari sektor teknologi hijau. Kombinasi ini bisa menciptakan siklus kenaikan harga jangka panjang,” jelas Brahmantya.Menurutnya, momentum transisi energi global membuka peluang baru bagi investor untuk melakukan diversifikasi aset logam mulia. Dalam jangka menengah, Brahmantya memperkirakan prospek harga perak tetap positif, didukung oleh peningkatan investasi di sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik, terutama di kawasan Asia Pasifik. Namun, ia mengingatkan bahwa fluktuasi kebijakan energi global dan produksi tambang masih berpotensi menjadi sumber volatilitas baru di pasar komoditas.
- Penulis: syaiful amri
- Editor: kurnia

Saat ini belum ada komentar