Danantara Pastikan Ajak Menkeu Purbaya Negosiasi Utang Whoosh ke China
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Rab, 19 Nov 2025
- comment 0 komentar

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir.
JAMBISNIS.COM – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) memastikan akan melibatkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam proses negosiasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) dengan Pemerintah China. Komitmen itu disampaikan sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai penyelesaian kewajiban konsorsium.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menegaskan bahwa pihaknya akan mengikuti instruksi Presiden dalam proses restrukturisasi utang tersebut.
“Iya dong. Pak Purbaya, Pak Menkeu, dia tentu akan masuk di sana,” kata Pandu saat ditemui di Westin Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Meski begitu, Pandu belum mengungkapkan jadwal keberangkatan tim Danantara bersama Menkeu Purbaya ke China. Ajakan itu juga sekaligus menanggapi pernyataan Purbaya, yang sebelumnya meminta untuk dilibatkan apabila ada pembahasan dengan China terkait utang proyek Whoosh.
Purbaya menegaskan bahwa ia tidak menginginkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali terbebani oleh utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Dalam kesempatan terpisah, Menkeu Purbaya menyatakan bahwa tanggung jawab penyelesaian utang Whoosh telah berada di tangan Danantara, sebagai entitas yang membawahi sejumlah BUMN termasuk PT KAI (Persero) yang tergabung dalam konsorsium KCIC.
“KCIC di bawah Danantara? Kalau di bawah Danantara mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp 80 triliun atau lebih,” ujarnya melalui sambungan video dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor.
“Harusnya mereka manage dari situ, jangan ke kita lagi. Karena kalau enggak ya semuanya ke kita lagi. Jadi jangan kalau enak swasta, kalau enggak enak government (yang ngurusin),” tambah Menkeu.
Pernyataan tersebut menjadi penegasan bahwa pemerintah pusat tidak ingin penanganan utang megaproject itu kembali bergantung pada APBN dan mendorong Danantara untuk menyelesaikan kewajiban sesuai porsi tanggung jawabnya
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar