Akhir 2025, Menkeu Bessent Prediksi Pertumbuhan Ekonomi AS 3 Persen
- account_circle -
- calendar_month Sen, 8 Des 2025
- comment 0 komentar

Menteri Keuangan Amerika Serikat (Menkeu AS) Scott Bessent.
JAMBISNIS.COM – Menteri Keuangan Amerika Serikat (Menkeu AS) Scott Bessent menyampaikan prediksi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 3 persen. Bessent menyatakan musim belanja liburan sejauh ini sangat kuat dan memprediksi ekonomi AS akan mengakhiri tahun dengan pijakan yang solid.
Bessent menyampaikan optimisme tinggi terhadap kondisi makroekonomi AS. “Ekonomi (AS) lebih baik dari yang kami kira. Kami telah mencapai pertumbuhan PDB 4% dalam beberapa kuartal. Kami akan menyelesaikan tahun ini, meskipun ada shutdown Schumer, dengan pertumbuhan PDB riil 3%,” sebutnya dalam laporan CBS internasional, Senin (8/12/2025).
Menurut Biro Analisis Ekonomi (BEA), angka Produk Domestik Bruto (PDB) AS mengalami kontraksi 0,6% secara tahunan (year-over-year/ YoY) pada kuartal I-2025, namun kemudian melonjak 3,8% pada kuartal II-2025. Perkiraan terbaru dari Federal Reserve Bank of Atlanta yang dirilis pada 5 Desember 2025 menempatkan pertumbuhan PDB tahunan kuartal III-2025 sebesar 3,5%.
Meskipun data ekonomi makro menunjukkan pemulihan, konsumen yang pengeluarannya menyumbang hampir 70% dari PDB AS tetap bersikap suram terhadap keadaan ekonomi AS. Survei Sentimen Konsumen oleh University of Michigan tercatat 53,3 pada Desember 2025, naik 4,5% dari November 2025 tetapi masih turun 28% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan terbaru mengenai inflasi, yang sempat tertunda akibat penutupan (shutdown) pemerintahan AS, menunjukkan harga konsumen naik 3% secara tahunan pada September 2025 termasuk kenaikan 3,1% pada biaya makanan rumahan.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat tentang kenaikan harga, Presiden AS Donald Trump menolak gagasan warga Amerika sedang berjuang secara finansial. “Kata ‘keterjangkauan’ (affordability) adalah pekerjaan penipuan oleh Partai Demokrat. Kata ‘keterjangkauan’ adalah penipuan Demokrat,” ujar Trump dalam rapat kabinet.
Namun, jajak pendapat terbaru dari NBC News menunjukkan sekitar dua pertiga pemilih terdaftar menyatakan frustrasi terhadap penanganan ekonomi dan biaya hidup oleh pemerintahan Trump.
Ketika ditanya mengenai komentar Trump, Bessent mengatakan pemerintahannya sedang menangani masalah inflasi yang tersisa dari pemerintahan sebelumnya dan menunjuk liputan media sebagai sumber pandangan negatif masyarakat terhadap ekonomi.
“Rakyat Amerika tidak tahu betapa baiknya kondisi mereka. Partai Demokrat menciptakan kelangkaan, entah itu dalam energi atau regulasi berlebihan, sehingga kita sekarang melihat masalah keterjangkauan ini. Dan saya pikir tahun depan kita akan beralih ke kemakmuran,” lanjut dia.
Laporan dari Menkeu Scott AS ini menegaskan adanya disparitas signifikan antara data ekonomi makro AS yang kuat atau pertumbuhan PDB solid dengan pengalaman dan persepsi finansial rata-rata konsumen Amerika.
Fenomena ini, yang sering disebut vibecession/ resesi perasaan, menunjukkan meskipun angka-angka utama seperti PDB dan pasar tenaga kerja terlihat baik, masyarakat masih merasakan tekanan besar akibat inflasi yang persisten. Ini terutama terasa pada harga barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan.
Persoalan ini secara langsung menjadi medan pertempuran politik antara Pemerintahan Trump yang menyalahkan kebijakan pemerintahan Joe Biden sebelumnya dan Partai Demokrat (termasuk shutdown anggaran) atas masalah affordability, dan pandangan publik yang menyalahkan pihak yang berkuasa.
Disparitas ini akan menjadi isu krusial yang menentukan arah kebijakan ekonomi dan hasil pemilihan umum AS berikutnya, di mana perasaan rakyat tentang keterjangkauan menjadi lebih penting daripada data PDB itu sendiri.(*)
- Penulis: -
- Editor: Darmanto Zebua
- Sumber: Investor

Saat ini belum ada komentar