Pertamina Percepat Kemandirian Energi Nasional, Perkuat Produksi dan Transisi Menuju Energi Bersih
- account_circle syaiful amri
- calendar_month 2 jam yang lalu
- visibility 37
- comment 0 komentar

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, Selasa (7/10).
JAMBISNIS.COM – Di tengah tantangan ketergantungan impor energi dan perubahan global menuju ekonomi hijau, PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya mempercepat terwujudnya kemandirian energi nasional melalui strategi bisnis yang selaras dengan arah kebijakan pemerintah. Langkah ini menjadi bagian penting dari visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia berdaulat dalam pangan, energi, dan air. Komitmen tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam acara Indonesia Langgas Berenergi yang berlangsung di Jakarta, Selasa (7/10). Ia menegaskan, Pertamina siap berada di garda terdepan dalam memperkuat ketahanan energi nasional dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyoroti perubahan besar dalam lanskap energi nasional dibandingkan era 1990-an. Ia menjelaskan bahwa konsumsi energi Indonesia kini jauh lebih tinggi dibandingkan produksi, sehingga sebagian kebutuhan masih harus dipenuhi lewat impor.
“Untuk menutupi defisit solar, pemerintah mendorong penerapan B40, yaitu campuran 40 persen minyak sawit mentah (CPO) dengan solar murni. Tahun ini impor solar sudah turun menjadi sekitar 4 juta ton per tahun, dan pada 2025 ditargetkan meningkat ke B50, sehingga Indonesia tidak perlu impor solar lagi,” ujar Bahlil.
Selain bahan bakar nabati, pemerintah juga mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi. Sinergi antara pemerintah dan BUMN energi dinilai menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh dan mandiri energi.
Simon Aloysius Mantiri menegaskan, Pertamina berkomitmen penuh mendukung target kemandirian energi melalui dua strategi utama.
“Kami menjalankan strategi dual growth: pertama, memaksimalkan bisnis eksisting; kedua, mengembangkan bisnis rendah karbon,” tegas Simon.
Dalam bisnis eksisting, Pertamina terus meningkatkan produksi minyak dan gas melalui inovasi teknologi di bawah subholding PT Pertamina Hulu Energi. Di sektor hilir, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan beroperasi pada November 2025 untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dan menghasilkan produk setara standar Euro 5.
“Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan, menghasilkan produk berkualitas tinggi, dan mengurangi ketergantungan impor BBM,” tambahnya.
Pertamina juga mempercepat transformasi menuju bisnis energi rendah karbon. Salah satu langkah nyata adalah peluncuran Pertamax Green 95, bahan bakar dengan campuran 5 persen etanol (E5). Selain itu, perusahaan memperluas pengembangan panas bumi (geothermal), di mana Indonesia kini memiliki kapasitas terpasang terbesar kedua di dunia. Berbagai inisiatif carbon capture and storage (CCS/CCUS) juga tengah dikembangkan untuk mendukung target Net Zero Emission 2060. Sebagai pemimpin transisi energi, Pertamina terus memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), sejalan dengan komitmen global terhadap energi bersih dan berkelanjutan.
- Penulis: syaiful amri
Saat ini belum ada komentar