Mau Tahu Risiko Nyalakan Mobil yang Terendam Banjir? Ini Penjelasannya
- account_circle -
- calendar_month Kam, 4 Des 2025
- comment 0 komentar

WASPADA: Menyalakan kendaraan yang baru terendam banjir sangat berisiko karena dapat memicu kerusakan berat pada mesin maupun sistem kelistrikan.(F:Ist)
JAMBISNIS.COM – Menyalakan kendaraan yang baru saja terendam banjir adalah salah satu kesalahan paling berisiko yang masih sering dilakukan pemiliknya. Banyak yang tidak menyadari bahwa air yang masuk ke ruang mesin maupun sistem kelistrikan dapat memicu kerusakan serius dan membuat biaya perbaikan membengkak.
Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady mengatakan, menyalakan kendaraan yang baru terendam banjir sangat berisiko karena dapat memicu kerusakan berat pada mesin maupun sistem kelistrikan.
“Saat kendaraan terdampak banjir itu kita tidak boleh langsung starter, karena risiko kerusakannya tinggi,” kata Jayan dikutip Kompas.com, belum lama ini.
Pasalnya, air yang masuk ke mesin melalui saluran udara atau sistem kelistrikan dapat memicu water hammer, yaitu kondisi ketika air yang tidak bisa dikompresi masuk ke ruang bakar dan berpotensi menyebabkan piston jebol atau stang piston bengkok.
“Selain itu, sistem kelistrikan yang basah juga berisiko mengalami korsleting yang dapat merusak komponen elektronik atau bahkan memicu kebakaran,” jelas dia.
Maka dari itu, Jayan menyarankan pemilik kendaraan untuk langsung membawa kendaraan yang terendam banjir ke bengkel.
“Jangan dinyalakan, di-towing atau didorong dan dibawa ke bengkel yang sudah berpengalaman atau bengkel resmi,” katanya.
Nantinya, bengkel akan memastikan apakah air sudah masuk ke mesin atau belum. Beberapa komponen lain juga perlu dicek, karena ada potensi karatan setelah terendam air banjir.
“Body harus segera dibersihkan dari air. Bila sudah ada tanda-tanda karat harus segera di-coating atau cat,” kata Jayan.
Tak hanya itu, Jayan juga menyarankan warga untuk membongkar interior mobil agar mudah dibersihkan secara menyeluruh.
Eko Sulistyo, Technical Leader Nasmoco Demak mengatakan, setelah mobil terendam banjir tidak boleh menyalakan mesin langsung hal ini untuk menghindari kerusakan yang lebih banyak.
“Jangan pernah (menyalakan mesin setelah mobil terendam banjir), ditakutkan air sudah masuk ke ruang bakar mesin saat unit terendam, bila kondisinya sudah seperti itu, menyalakan mesin akan membuat mobil mengalami water hammer,” ucap Eko.
Eko mengatakan, sebaiknya setelah mobil berhasil dievakuasi ke tempat aman, konsumen perlu memeriksa filter udara, apakah ada air di area tersebut atau tidak.
“Bila saringan udara basah, kemungkinan air masuk ke ruang bakar lewat saluran udara atau intake manifold, selanjutnya busi perlu dibongkar untuk mengeluarkan airnya pakai alat vakum,” ucap Eko.
Lebih lanjutnya, Eko mengatakan, pada kondisi normal, piston akan mengkompres udara. Sementara ketika ada air yang masuk maka kompresinya bisa menjadi sangat besar karena perbedaan massa keduanya.
“Bila water hammer terjadi, maka lengan piston bisa bengkok, patah, blok mesin pecah dan sejenisnya, dampak dari kompresi di luar spesifikasinya,” katanya.(*)
- Penulis: -
- Editor: Darmanto Zebua

Saat ini belum ada komentar