Chaos Demo Gen Z Madagaskar, Jenderal Jadi Perdana Menteri
- account_circle darmanto zebua
- calendar_month Sel, 7 Okt 2025
- comment 0 komentar

PENGUASA: Jenderal Ruphin Fortunat Zafisambo sebagai Perdana Menteri baru Madagaskar.(F:Ist)
JAMBISNIS.COM – Presiden Madagaskar Andry Rajoelina menunjuk Jenderal Ruphin Fortunat Zafisambo sebagai Perdana Menteri baru. Hanya sepekan setelah ia membubarkan pemerintahan sebelumnya.
Keputusan pada Senin (6/10/2025) tersebut menandai langkah terbaru Rajoelina dalam upayanya meredam ketegangan yang telah berlangsung selama tiga minggu terakhir. Menyusul demonstrasi nasional yang menuntut perbaikan layanan publik, terutama listrik dan air bersih, sekaligus seruan agar presiden mengundurkan diri.
Zafisambo menggantikan Christian Ntsay, yang diberhentikan pekan lalu ketika Rajoelina memecat seluruh kabinetnya. Sebelum diangkat menjadi perdana menteri, Zafisambo menjabat sebagai direktur kabinet militer di kantor perdana menteri.
Dalam pidato resminya sebelum pelantikan, Rajoelina menegaskan bahwa negara membutuhkan sosok yang mampu memulihkan kepercayaan publik.
“Madagaskar membutuhkan perdana menteri yang mampu memulihkan ketertiban dan kepercayaan rakyat,” ujarnya, dilansir Reuters sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/10/2025).
Ia menambahkan bahwa prioritas utama Zafisambo adalah memulihkan pasokan listrik dan air. Dua isu yang menjadi pemicu utama protes.
Sementara itu, ribuan demonstran kembali turun ke jalan di ibu kota Antananarivo dan beberapa kota besar lainnya pada hari yang sama ketika pengangkatan diumumkan. Menurut laporan Reuters, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa universitas dan warga sipil yang menuntut perubahan politik dan ekonomi.
Protes ini telah memasuki minggu ketiga dan disebut sebagai gelombang unjuk rasa terbesar di Madagaskar dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan ini juga disebut terinspirasi oleh aksi “Gen Z” di Kenya dan Nepal, yang menyoroti korupsi dan ketimpangan ekonomi di kalangan elite pemerintahan.
“Situasi makin tak terkendali,” ujar seorang pengunjuk rasa kepada televisi lokal.
“Kami tidak lagi hanya menuntut listrik dan air, kami menuntut pemerintahan yang benar-benar peduli pada rakyat.”
Stasiun televisi nasional memperlihatkan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di kota Toliara di selatan dan Diego Suarez di utara, menandakan bahwa ketegangan telah menyebar ke berbagai wilayah.
Madagaskar, meski kaya akan sumber daya mineral, lahan pertanian subur, dan keanekaragaman hayati, masih termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Menurut data Bank Dunia, pendapatan per kapita negara itu turun sekitar 45% sejak kemerdekaan pada 1960 hingga 2020.
Krisis ekonomi ini diperburuk oleh korupsi tingkat tinggi dan lemahnya tata kelola pemerintahan, yang menjadi salah satu keluhan utama para demonstran.(*)
- Penulis: darmanto zebua
Saat ini belum ada komentar