Bhima Yudhistira Dorong ASEAN Kurangi Ketergantungan Investasi pada Singapura
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Sen, 27 Okt 2025
- comment 0 komentar

Presiden RI Prabowo Subianto (ketiga kanan) bersama sejumlah kepala negara bergandengan tangan saat sesi foto bersama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-26 ASEAN-Republik Korea yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Senin (27/10/2025). ANTARA/HO-fotoBERNAMA/Iskandar Kamaruzaman/aa.
JAMBISNIS.COM – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai pentingnya memperluas sumber investasi di ASEAN agar kawasan tidak terlalu bergantung pada Singapura sebagai pusat investasi utama. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga kemandirian ekonomi regional di tengah ketidakpastian global.
“Kalau bicara investasi intra-ASEAN, Singapura itu nomor satu sebagai negara asal investasi ke Indonesia. Selama ini, Singapura memang memainkan peran sebagai hub investasi, baik dari China, Eropa, maupun Amerika,” ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Pernyataan Bhima merespons hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis di bidang ekonomi. Di antaranya penguatan perdagangan intra-ASEAN, peningkatan investasi regional, penguatan integrasi lintas sektor, serta komitmen menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan gangguan rantai pasok.
Bhima menjelaskan, selama ini sebagian besar investasi asing ke ASEAN masih didominasi oleh Singapura. Hal ini disebabkan karena banyak investor global menempatkan entitas keuangan mereka di Singapura sebelum menyalurkan modal ke negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Singapura menjadi pintu utama arus investasi asing ke kawasan, termasuk ke Indonesia. Negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, kontribusinya masih terbatas,” jelasnya.
Bhima mencontohkan, Malaysia baru mulai aktif berinvestasi di beberapa sektor seperti perkebunan, tetapi kontribusinya di sektor hilirisasi mineral atau industri padat karya masih tergolong kecil.
Dalam KTT ke-47 ASEAN, Indonesia menyerukan pentingnya integrasi ekonomi kawasan melalui sistem perdagangan yang modern, inklusif, dan berkelanjutan. Salah satu hasil konkret dari pertemuan tersebut adalah penandatanganan The Second Protocol to Amend the ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA Upgrade).
Perjanjian ini mendorong praktik perdagangan yang berwawasan lingkungan, memperkuat peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), meningkatkan konektivitas rantai pasok, serta menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa dagang alternatif antarnegara anggota.
Berdasarkan ASEAN Investment Report 2025, arus masuk investasi langsung asing (FDI) ke kawasan ASEAN pada tahun 2024 tumbuh 8,5 persen, mencapai 226 miliar dolar AS. Dari total tersebut, sekitar 14 persen merupakan investasi yang berasal dari sesama negara ASEAN.
Bhima menilai, angka tersebut masih menunjukkan potensi besar bagi peningkatan investasi intra-kawasan.
“Ke depan, ASEAN perlu memperluas sumber investasi agar lebih merata, tidak hanya berpusat di Singapura. Ini penting untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan daya tahan kawasan,” tegas Bhima.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar