-
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Rabu waktu New York atau Kamis (3/7/2025) waktu Jakarta, seiring melemahnya data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Data terbaru memicu harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 3.348,60 per ons, sedangkan emas berjangka AS ditutup naik 0,3% di level USD 3.359,7 per ons.
Penguatan harga emas ini dipicu oleh data ADP yang menunjukkan penurunan gaji sektor swasta sebesar 33.000 pada Juni 2025. Ini merupakan penurunan pertama sejak awal 2023 dan menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah.
"Angka -33 ribu yang menyedihkan dalam daftar gaji swasta ADP memberikan dorongan bagus bagi emas,” kata Tai Wong, Pedagang Logam Independen.
Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan sikap sabar terhadap pemangkasan suku bunga, namun tetap membuka peluang adanya pemangkasan pada pertemuan bulan ini, tergantung pada data ekonomi yang masuk.
Laporan penggajian non-pertanian (nonfarm payroll/NFP) yang akan dirilis pada Kamis menjadi perhatian utama investor. Jika hasilnya jauh di atas ekspektasi, pemangkasan suku bunga bisa tertunda.
Di tengah ketidakpastian ini, investor juga mengamati perkembangan kebijakan fiskal AS, termasuk proposal RUU pajak dan belanja besar dari mantan Presiden Donald Trump yang diperkirakan dapat menambah utang negara hingga USD 3,3 triliun.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan:
Perak naik 1,2% menjadi USD 36,49 per ons
Platinum melonjak 4,6% ke USD 1.413,40
Paladium naik 5,2% menjadi USD 1.157,09
Dalam situasi suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi global, emas kembali menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai (safe haven) utama.