Trump Cari Kesepakatan Mineral di Asia untuk Tekan China
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Sab, 25 Okt 2025
- comment 0 komentar

Presiden AS Donald Trump memegang payung sebelum menaiki Air Force One, saat berangkat ke Mesir di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS, Minggu (12/10/2025). Foto: Evelyn Hockstein/REUTERS
JAMBISNIS.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah melakukan lawatan ke Asia dengan misi strategis: menandatangani sejumlah kesepakatan ekonomi dan mineral penting untuk memperkuat rantai pasokan global dan menekan dominasi China di sektor mineral strategis Lawatan ini akan menjadi pemanasan diplomatik sebelum pertemuan langsung antara Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC.
Sejumlah pejabat senior AS menyebut langkah Trump merupakan bagian dari strategi memperluas kemitraan dagang dan energi di kawasan Asia-Pasifik, terutama untuk mengamankan pasokan mineral tanah jarang komponen vital bagi industri pertahanan, teknologi tinggi, dan energi hijau.
“Kunjungan ini diharapkan membuka sumber daya kawasan dan memperkuat rantai pasokan global yang lebih andal,” ujar seorang pejabat senior AS kepada Bloomberg (25/10).
Trump dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN di Malaysia, lalu melanjutkan kunjungan ke Jepang dan Korea Selatan sebelum bertemu Xi Jinping. Salah satu fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah pasokan mineral tanah jarang (rare earth elements). China diketahui menguasai lebih dari 70% pasokan global mineral penting yang digunakan dalam pembuatan semikonduktor, baterai listrik, dan sistem senjata canggih.
Langkah Beijing memperketat ekspor mineral strategis dianggap sebagai bentuk tekanan dalam perang dagang yang kembali memanas antara kedua negara. Sebagai respons, Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan hingga 100% terhadap produk China mulai 1 November 2025, bila pembatasan ekspor tidak dicabut.
Sebelum tiba di Asia, Trump telah menandatangani kesepakatan penting dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk memperluas akses AS terhadap pasokan mineral kritis senilai USD 8,5 miliar. Kesepakatan itu meliputi proyek eksplorasi dan pemrosesan lithium, nikel, kobalt, dan grafit, yang semuanya diperlukan untuk mendukung industri kendaraan listrik AS dan memperkuat ketahanan energi nasional.
“AS harus memastikan tidak lagi bergantung pada China untuk mineral strategis,” tegas Trump dalam pernyataan resminya di Washington.
Selain isu mineral, Trump juga membawa agenda ekonomi dan geopolitik lainnya ke meja perundingan, termasuk:
- Dorongan agar China kembali membeli kedelai dari AS,
- Penindakan atas peredaran fentanil,
- Serta tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Trump juga akan meluncurkan penyelidikan baru terhadap kepatuhan China pada perjanjian dagang terbatas yang dibuat saat masa jabatan pertamanya.
Langkah itu dinilai akan menjadi alat tawar menawar politik menjelang negosiasi tarif sementara yang akan berakhir November mendatang.
Selama lawatannya, Trump akan bertemu Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.
Kedua negara disebut tengah menjajaki kesepakatan dagang baru dengan AS untuk menurunkan tarif ekspor dan memperkuat kerja sama teknologi strategis.
“Kawasan Asia kini menjadi arena utama perebutan pengaruh ekonomi antara AS dan China,” tulis analis kebijakan luar negeri dari Council on Foreign Relations.
Dengan lawatan ini, Trump berupaya memperkuat posisi Amerika Serikat sebagai pemain utama dalam rantai pasok global, sekaligus mengirim pesan tegas ke Beijing bahwa era ketergantungan ekonomi terhadap China akan berakhir.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar