Setelah Setop Produksi Juli 2025, Amman Mineral Dapat Rekomendasi Ekspor Konsentrat Tembaga Selama 6 Bulan
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Rab, 29 Okt 2025
- comment 0 komentar

JAMBISNIS.COM – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) akhirnya mendapat angin segar setelah sempat menghentikan produksi sejak Juli 2025 akibat kondisi kahar. Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengonfirmasi telah memberikan rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga kepada Amman Mineral untuk jangka waktu enam bulan.
Langkah ini diambil setelah smelter milik Amman di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kerusakan serius pada unit Flash Converting Furnace (FCF) dan Sulfuric Acid Plant saat tahap commissioning. Akibatnya, operasional fasilitas pengolahan tersebut harus dihentikan sementara.
“Sejak akhir Juli 2025, kegiatan operasional smelter AMNT terpaksa dihentikan sementara. Kami tetap berupaya memperbaiki fasilitas dan meningkatkan kapasitas pengolahan secara bertahap,” ujar Direktur Utama Amman Mineral, Arief Widyawan Sidarto, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/10).
Arief menjelaskan bahwa pengajuan izin ekspor dilakukan sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 6 Tahun 2025, yang mengatur pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dapat menjual hasil pengolahan ke luar negeri saat terjadi keadaan kahar.
Meski Bahlil telah mengeluarkan surat rekomendasi, izin ekspor belum bisa dijalankan karena masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Sudah keluar (rekomendasi). Kalau tidak salah sudah keluar ya. Dia bukan volumenya, tapi waktunya. Mungkin sekitar enam bulan, sampai pabriknya selesai diperbaiki,” kata Bahlil usai menghadiri acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10).
Proyek smelter Amman Mineral sendiri memiliki kapasitas pengolahan hingga 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun, termasuk fasilitas pemurnian emas.
Dengan adanya relaksasi ekspor ini, Amman Mineral diharapkan dapat menjaga arus kas perusahaan dan mempertahankan kegiatan operasional tambang Batu Hijau sambil menuntaskan perbaikan fasilitas smelter yang terdampak kondisi kahar.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar