DME, Energi Alternatif Pengganti LPG untuk Kurangi Impor Gas dan Emisi Karbon
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Kam, 13 Nov 2025
- comment 0 komentar

Pekerja menaiki anak tangga untuk melakukan pengecekan operasional Kilang Ekstraksi LPG Prabumulih milik PT Perta-Samtan Gas (PSGAS) di Prabumulih, Sumatera Selatan, Kamis (18/09/2025). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
JAMBISNIS.COM – Pemerintah Indonesia terus mencari solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor gas elpiji (LPG). Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan adalah Dimethyl Ether (DME), bahan bakar alternatif yang disebut-sebut mampu menggantikan peran LPG di masa depan.
DME merupakan senyawa eter paling sederhana dengan rumus kimia CH₃OCH₃. Bahan ini memiliki karakteristik mirip dengan LPG, baik secara kimia maupun fisika. Karena kesamaannya, DME dapat digunakan dengan infrastruktur LPG yang sudah tersedia, mulai dari tabung gas, sistem distribusi, hingga fasilitas penyimpanan.
Keunggulan utama DME adalah fleksibilitas bahan baku. DME bisa diproduksi dari berbagai sumber energi seperti biomassa, limbah, hingga batu bara berkalori rendah (low rank coal). Hal ini memberi nilai tambah karena memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri tanpa harus bergantung pada impor.
Dari sisi lingkungan, DME dikenal lebih ramah lingkungan dibandingkan LPG. DME mudah terurai di udara dan tidak merusak lapisan ozon. Selain itu, penggunaannya dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 20 persen. Sebagai perbandingan, LPG menghasilkan sekitar 930 kg CO₂ per tahun, sedangkan DME hanya sekitar 745 kg CO₂ per tahun.
Dengan sifat yang menyerupai LPG, bahan baku yang beragam, serta emisi karbon yang lebih rendah, DME menjadi solusi strategis dalam transisi energi bersih dan kemandirian energi nasional. Program pengembangan DME juga sejalan dengan target pemerintah dalam mengurangi impor gas dan mendukung energi berkelanjutan di masa depan.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar