IHSG Dibuka Loyo ke 8.112 Pagi Ini
- account_circle -
- calendar_month Jum, 17 Okt 2025
- comment 0 komentar

MELEMAH: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 9,62 poin atau 0,14% ke 8.112,63 pada sesi pertama perdagangan Jumat (17/10/2025).
JAMBISNIS.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada sesi pertama perdagangan Jumat (17/10/2025). IHSG melemah 9,62 poin atau 0,14% ke 8.112,63.
Sebanyak 252 saham naik, 144 saham turun dan 201 saham stagnan.
Lima indeks sektoral menguat, Sedangkan enam indeks sektoral lainnya masuk zona merah.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor barang baku yang naik 0,91%, sektor teknologi naik 0,56% dan sektor keuangan naik 0,08%.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang konsumen non siklikal yang turun 1,01%, sektor kesehatan turun 0,60% dan sektor energi turun 0,41%.
Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 2,55 miliar saham dengan total nilai Rp 1,89 triliun.
Saham dengan kapitalisasi pasar jumbo yang menguat antara lain PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan kenaikan 1,58% ke Rp8.050 per dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tumbuh 0,34% menjadi Rp7.325.
Sementara itu, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) membukukan kenaikan sebesar 0,26% menuju level Rp115.300 per saham, sementara saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) naik 0,25% menjadi Rp1.990 per saham. Adapun saham dengan kapitalisasi besar yang menurun dipimpin PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dengan koreksi 0,53% menjadi Rp14.075 dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turun 0,51% ke Rp9.750.
Sementara itu, saham yang masuk jajaran top gainers hari ini meliputi saham PT Puri Global Sukses Tbk. (PURI) yang melesat 21,17% ke Rp332 dan saham PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) melonjak 14,58% ke Rp110 per saham. Di sisi lain, saham dengan penurunan paling besar atau top losers dihuni oleh saham PT Martina Berto Tbk. (MBTO) yang turun 14,97% menjadi Rp284, dan saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) terkoreksi 14,85% ke Rp4.300.
Tim riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai IHSG berpeluang melanjutkan technical rebound meski kenaikannya diprediksi terbatas. Adapun support psikologis 8.000 tetap harus dijaga untuk mencegah tekanan jual lebih lanjut. IHSG pada perdagangan kemarin mengakhiri penurunan tiga hari berturut-turut dengan mencatat penguatan 73,58 poin atau 0,91% ke level 8.124,76. Mayoritas sektor menguat, dipimpin Healthcare (+3,25%) dan Transportasi (+2,10%), sementara sektor Technology dan Infrastruktur masih mencatat pelemahan.
“Usaha kenaikan IHSG saat ini masih bersifat technical rebound. Hari ini akan menjadi penentu apakah indeks bisa diamankan di atas MA10 sekitar 8.160 atau kembali bergerak sideways di range 8.130–8.030,” tulis riset Kiwoom. Sentimen global turut memengaruhi pergerakan IHSG.
Bursa Wall Street melemah pada Kamis, dipicu oleh tekanan terhadap saham perbankan regional dan meningkatnya ketegangan perdagangan AS–China. Dow Jones turun 0,65%, S&P 500 melemah 0,63%, dan Nasdaq 0,47%. S&P 500 telah naik 12% year-to-date, namun laporan kerugian bank regional menimbulkan kekhawatiran akan risiko kredit tersembunyi.
Selain itu, pasar juga mencermati kebijakan moneter Federal Reserve menjelang rapat FOMC 29 Oktober. Yield Treasury 10 tahun turun 6,9 bps ke 3,976%, sementara Dolar AS melemah untuk hari ketiga berturut-turut terhadap mata uang utama, menekan rupiah relatif stabil di kisaran 16.565 per dolar AS. Di dalam negeri, sentimen positif datang dari rencana Presiden Prabowo Subianto yang bakal merampingkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sekitar 1.000 menjadi 200–240 untuk meningkatkan efisiensi.
Sementara itu, utang luar negeri Indonesia pada Agustus 2025 tercatat US$431,9 miliar atau naik 2% Yoy, dengan rasio terhadap PDB 30% atau masih berada dalam batas aman.(*)
- Penulis: -
Saat ini belum ada komentar