Harga BBM Indonesia Terancam Naik Akibat Lonjakan Minyak Dunia Usai Serangan AS ke Iran

ILUSTRASI pengendara motor sedang mengisi minyak di SPBU.
ILUSTRASI pengendara motor sedang mengisi minyak di SPBU.
Reporter

-

Editor

Syaiful Amri

JAMBISNIS.COM - Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia berpotensi naik tajam dalam waktu dekat, seiring melonjaknya harga minyak mentah global pasca serangan militer Amerika Serikat (AS) ke fasilitas nuklir Iran. Konflik yang terus memanas di Timur Tengah memicu kekhawatiran global terhadap stabilitas pasokan energi, inflasi, dan gangguan rantai pasok internasional.

Dikutip dari Reuters, Senin (23/6/2025), harga minyak mentah global diperkirakan naik sebesar US$3 hingga US$5 per barel saat perdagangan dibuka kembali pekan ini. Lonjakan harga yang lebih signifikan diprediksi terjadi apabila Iran melancarkan aksi balasan yang mengganggu arus pasokan minyak dunia, terutama melalui Selat Hormuz  jalur ekspor minyak strategis.

Kepala Analisis Geopolitik Rystad Energy, Jorge Leon, menyebut pasar minyak kemungkinan akan memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi meskipun tanpa serangan balasan langsung dari Iran.

Ancaman Bagi BBM Indonesia

Indonesia sebagai negara net importir minyak sangat rentan terhadap lonjakan harga minyak dunia. Direktur Eksekutif Core Indonesia, Faisal Basri, mengungkap bahwa kenaikan harga minyak akan langsung berdampak pada harga BBM dalam negeri. Selain itu, nilai impor energi Indonesia juga akan meningkat, menekan APBN dan memicu inflasi.

"Jika eskalasi terus berlanjut, harga minyak bisa tembus di atas US$100 per barel," kata Faisal.

Diketahui, harga minyak dunia saat ini sudah naik dari US$60-an menjadi US$75 per barel akibat memanasnya konflik Israel-Iran dan keterlibatan langsung AS dalam serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Dampak ke Dunia Usaha
Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, menyatakan lonjakan harga energi akan menambah beban biaya produksi dan operasional sektor usaha, terutama industri padat karya. Ia juga mengkhawatirkan gangguan logistik internasional, mengingat banyak bahan baku strategis seperti gandum, kedelai, pupuk, dan gas masih diimpor melalui jalur Timur Tengah.

“Ketidakpastian logistik dapat menyebabkan keterlambatan dan lonjakan biaya pengiriman,” tegas Shinta.

Apakah Harga BBM Akan Naik di Juli 2025?
Penyesuaian harga BBM di Indonesia dilakukan setiap awal bulan oleh PT Pertamina (Persero). Untuk Juli 2025, keputusan soal harga BBM baik subsidi maupun nonsubsidi  akan segera diumumkan. Pada Juni lalu, Pertamina sempat menurunkan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan Dexlite, sementara BBM subsidi (Pertalite dan Solar) tetap.

Namun dengan kondisi geopolitik saat ini, peluang kenaikan harga di Juli 2025 terbuka lebar, tergantung perkembangan harga minyak mentah dunia dan asumsi harga minyak dalam APBN 2025 yang berada di kisaran US$82 per barel.

Mitigasi Pemerintah dan Pertamina
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa pasokan minyak masih aman dan Pertamina telah menyiapkan skenario mitigasi, termasuk mengalihkan jalur pelayaran kapal jika dibutuhkan.

Sementara itu, jubir Kementerian ESDM, Dwi Anggia, mengatakan bahwa pemerintah terus memantau situasi dan menjadikan momentum ini sebagai pendorong percepatan transisi energi. “Ini menjadi panggilan untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan agar ketergantungan terhadap energi fosil bisa dikurangi,” ujarnya.

259