Transaksi Derivatif Kripto Indonesia Melonjak 120 Persen, Tembus Rp 73,8 Triliun per September 2025
- account_circle syaiful amri
- calendar_month Kam, 30 Okt 2025
- comment 0 komentar

JAMBISNIS.COM – Aktivitas perdagangan derivatif aset kripto di Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Bursa Kripto CFX, total nilai transaksi derivatif kripto hingga September 2025 mencapai Rp 73,8 triliun, atau melonjak 120 persen dibandingkan periode kuartal II 2025 yang tercatat sebesar Rp 33,54 triliun.
Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap produk turunan aset digital di tengah volatilitas pasar global. Seiring dengan itu, ekosistem kripto nasional dinilai semakin matang berkat hadirnya platform lokal yang menghadirkan fitur dan perlindungan risiko yang lebih baik bagi pengguna.
Dari total transaksi tersebut, terdapat 192 kontrak derivatif kripto yang aktif diperdagangkan. Lima kontrak paling populer di pasar adalah BTCUSDT-PERP, ETHUSDT-PERP, SOLUSDT-PERP, PEPEUSDT-PERP, dan XRPUSDT-PERP. Kelima aset tersebut menjadi pilihan utama trader karena memiliki likuiditas tinggi dan pergerakan harga yang dinamis.
Salah satu pelaku industri kripto di Indonesia, PT Pintu Kemana Saja (Pintu), mencatat pertumbuhan signifikan di segmen derivatif kripto. Pada kuartal III 2025, volume transaksi Pintu Futures naik 200 persen, sementara jumlah pengguna baru dan aktif meningkat 20 persen.
Menurut Head of Product Marketing Pintu, Iskandar Mohammad, peningkatan ini didorong oleh peluncuran dua fitur baru, yakni Adjustable Leverage dan Initial Margin Buffer, yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman dan keamanan pengguna dalam melakukan trading derivatif kripto.
“Kami selalu mendengarkan masukan dari pengguna Pintu Futures dan kini kami hadirkan dua fitur penting — Adjustable Leverage untuk fleksibilitas strategi, serta Initial Margin Buffer untuk mengurangi risiko likuidasi,” ujar Iskandar dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10).
Fitur Adjustable Leverage memungkinkan trader mengatur leverage hingga 25 kali lipat, memberikan kendali penuh untuk menyesuaikan strategi dengan profil risiko masing-masing.
Sementara itu, Initial Margin Buffer berfungsi untuk mengunci margin tambahan secara otomatis, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan likuidasi mendadak saat pasar bergerak ekstrem. Selain dua fitur tersebut, Pintu Futures juga dilengkapi dengan Take Profit/Stop Loss (TP/SL), indikator margin, price protection, dan stop order fitur yang umum digunakan dalam platform profesional untuk menjaga keamanan dan efisiensi transaksi.
Lonjakan transaksi derivatif ini menjadi sinyal bahwa minat investor Indonesia terhadap instrumen turunan kripto terus meningkat, terutama setelah adanya regulasi dan pengawasan lebih jelas dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Bursa Kripto CFX.
Kendati demikian, Iskandar menegaskan bahwa perdagangan derivatif kripto memiliki risiko tinggi dan tidak cocok bagi semua investor.
“Kami selalu mengingatkan bahwa derivatif kripto bersifat kompleks dan berisiko. Penting bagi pengguna untuk memahami manajemen risiko dan hanya menggunakan dana yang siap untuk rugi,” jelasnya.
Pertumbuhan pasar derivatif kripto di Indonesia juga mencerminkan semakin besarnya peran ekonomi digital dalam mendorong inovasi finansial. Dengan volume mencapai Rp 73,8 triliun, sektor ini berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap transaksi digital nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar kripto terbesar di Asia Tenggara.
- Penulis: syaiful amri

Saat ini belum ada komentar