-
Darmanto Zebua
JAMBISNIS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman serius terhadap Rusia. Ia menyatakan akan memberlakukan tarif sekunder (secondary tariffs) hingga 100% kepada negara-negara yang membeli ekspor Rusia, kecuali Presiden Vladimir Putin menyetujui kesepakatan damai di Ukraina dalam waktu 50 hari ke depan.
“Kami sangat tidak senang dengan mereka, dan kami akan mengenakan tarif sangat berat, sekitar 100%. Mereka menyebutnya tarif sekunder,” kata Trump dari Gedung Putih saat bertemu Sekjen NATO Mark Rutte.
Trump mengaku kecewa dengan Putin, karena menurutnya, kesepakatan damai seharusnya sudah tercapai sejak beberapa bulan lalu. “Jika gencatan senjata tak terjadi sebelum September, kami akan memberlakukan tarif sekunder,” tegas Trump.
Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengumumkan, AS akan mengirim miliaran dolar senjata buatan perusahaan-perusahaan Amerika, yang dibiayai oleh negara-negara Eropa dan akan disalurkan ke sekutu NATO untuk dikirimkan ke Ukraina.
Langkah ini mencerminkan perubahan sikap Trump yang sebelumnya lebih berhati-hati soal bantuan ke Ukraina, sekaligus menunjukkan meningkatnya frustrasi terhadap Rusia.
Tarif sekunder yang dimaksud Trump akan diberlakukan terhadap negara atau entitas yang membeli ekspor Rusia, termasuk energi dan komoditas lain. Negara-negara seperti China, India, Brasil, dan Turki yang masih sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia bisa terdampak signifikan.