ilustrasi pengeboran minyak dunia
Syaiful Amri
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Harga minyak dunia kembali menunjukkan taringnya pada perdagangan Kamis (29/5) pagi, minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) sama-sama mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan ini dipicu oleh serangkaian peristiwa penting yang memberikan sentimen positif bagi pasar energi.
Salah satu pendorong utama adalah keputusan Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang memblokir tarif impor kontroversial Presiden Donald Trump. Putusan ini menyatakan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya dalam memberlakukan tarif menyeluruh terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS. Akibatnya, sentimen risiko global yang sempat tertekan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif, kini mendapatkan jeda dan optimisme baru. Matt Simpson, analis dari City Index, menegaskan bahwa investor kini mendapatkan "jeda dari ketidakpastian ekonomi yang selama ini mereka benci," terangnya,
Selain itu, pasar juga mengantisipasi potensi sanksi baru terhadap minyak Rusia. Meskipun ekspor minyak Rusia relatif tangguh terhadap tekanan sanksi sebelumnya, spekulasi mengenai sanksi tambahan tetap menjadi perhatian. Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada rencana OPEC+ terkait produksi Juli mendatang. Kelompok produsen minyak utama ini diperkirakan dapat mempercepat penambahan produksi seiring dengan pemulihan permintaan global yang terus berlanjut. Saat ini Harga minyak mentah Brent naik US$0,81 (1,25%) menjadi US$65,71 per barel, sedangkan minyak mentah WTI melonjak US$0,83 (1,34%) ke level US$62,62 per barel pada pukul 01.02 GMT.
Kenaikan harga ini juga didukung oleh beberapa faktor lain, termasuk penghentian produksi minyak Chevron di Venezuela setelah lisensinya dicabut oleh pemerintahan Trump sejak Maret. Sebelumnya, Chevron mengekspor sekitar 290.000 barel per hari dari Venezuela, yang menyumbang lebih dari sepertiga ekspor minyak negara tersebut.
Prospek jangka pendek pasar minyak juga terlihat positif. Mukesh Sahdev dari Rystad Energy memproyeksikan bahwa data dari Mei hingga Agustus menunjukkan bias bullish, dengan permintaan diperkirakan akan melampaui pasokan sekitar 600.000 hingga 700.000 barel per hari. Investor saat ini juga menantikan laporan mingguan dari API dan EIA pada Kamis malam, yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai persediaan minyak mentah dan distilat AS. Survei Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah dan distilat AS akan naik, sementara stok bensin kemungkinan menurun. Dengan berbagai dinamika pasar ini, kenaikan harga minyak dunia nampaknya akan terus menjadi sorotan utama.(*)
Jl. Kapt. A. Bakaruddin, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, 36124
+62
media@jambisnis.com pimred@jambisnis.com
© Design by Jambisnis.com