India Merapat ke Rusia dan China, Targetnya Peningkatan Perdagangan

ILUSTRASI:  India meningkatkan kerja sama dengan Rusia dan China untuk peningkatan perdagangan.
ILUSTRASI: India meningkatkan kerja sama dengan Rusia dan China untuk peningkatan perdagangan.
Reporter

-

Editor

Darmanto Zebua

JAMBISNIS.COM — India meningkatkan kerja sama dengan Rusia dan berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan China yang sempat renggang di tengah kebijakan tarif impor yang dikenakan Amerika Serikat (AS). Teranyar, India dan Rusia menargetkan peningkatan perdagangan tahunan hingga US$100 miliar dalam lima tahun, dengan memangkas hambatan tarif di tengah ketegangan kedua negara dengan Amerika Serikat.

Melansir Bloomberg pada Jumat (22/8/2025), Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dalam kunjungannya ke Moskow mengatakan, kedua negara perlu menghapus hambatan dagang serta mengurangi batasan non-tarif guna mencapai target tersebut. Tanpa menyebut langsung AS dan kebijakan dagangnya, Jaishankar menegaskan dalam forum bisnis India-Rusia di Moskow bahwa ketidakpastian global yang kian meningkat menekankan pentingnya memiliki mitra yang andal dan stabil.

“Kita semua sadar bahwa pertemuan ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang kompleks. Para pemimpin kita tetap menjalin komunikasi erat dan rutin,” ujarnya dikutip dari Bisnis.

Lebih lanjut, Jaishankar juga mendorong India dan Rusia untuk memperluas diversifikasi perdagangan, meningkatkan kemitraan usaha patungan, serta memperbanyak pertemuan guna menyelesaikan hambatan, termasuk soal sistem pembayaran.

Sebagai informasi, saat ini Rusia merupakan mitra dagang terbesar keempat India. Sementara India tercatat sebagai mitra dagang terbesar kedua bagi Rusia. Kemudian, pada awal pekan ini, Perdana Menteri India Narendra Modi juga menerima kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi di New Delhi. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk melanjutkan kembali perdagangan dan kerja sama lainnya serta menyelesaikan sengketa perbatasan Himalaya yang telah berlangsung lama. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China yang dikutip dari The Guardian pada Jumat (22/8/2025), kedua pihak menyetujui dimulainya kembali penerbangan langsung—mengulangi komitmen yang telah disampaikan pada Januari—serta penerbitan visa bagi jurnalis dan fasilitasi pertukaran bisnis serta budaya. Sementara itu, di media sosial, Modi menekankan pentingnya menghormati kepentingan dan kepekaan masing-masing.

“Saya menantikan pertemuan berikutnya di Tianjin di sela-sela KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO). Hubungan yang stabil, dapat diprediksi, dan konstruktif antara India dan China akan memberikan kontribusi signifikan bagi perdamaian serta kemakmuran regional maupun global," kata Modi. Kunjungan Wang Yi ke New Delhi berlangsung menjelang rencana kunjungan Modi ke Beijing pada Oktober mendatang untuk bertemu Presiden China Xi Jinping. Jika terwujud, itu akan menjadi kunjungan pertama Modi ke China sejak 2018. Hubungan antara India dan China tersebut merosot tajam pada 2020 ketika sengketa perbatasan di Himalaya terpencil berubah menjadi bentrokan mematikan. Tentara kedua negara terlibat kontak fisik dalam insiden paling buruk selama beberapa dekade, dengan korban 20 tentara India dan 4 tentara China.(*)