-
Darmanto Zebua
JAMBISNIS.COM - Demonstrasi besar-besaran yang melanda kota-kota di Madagaskar memaksa Presiden Andry Rajoelina mengambil langkah drastis dengan membubarkan pemerintahannya.
Adapun gelombang protes tersebut dipelopori anak muda atau "Gen Z" yang dipicu oleh krisis air dan listrik. Demonstrasi yang berlangsung selama 3 hari itu pecah menjadi bentrokan berdarah antara massa dan aparat.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kericuhan telah menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Demonstrasi ini disebut sebagai yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir di pulau Samudra Hindia tersebut, sekaligus tantangan paling serius bagi Rajoelina sejak terpilih kembali pada 2023. Aksi para pemuda itu terinspirasi dari gelombang protes "Gen Z" di Kenya dan Nepal yang berhasil memaksa perubahan politik di kedua negara tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, Televiziona Malagasy, Rajoelina menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat.
"Kami mengakui dan meminta maaf jika anggota pemerintahan tidak melaksanakan tugas yang telah diberikan kepada mereka," ujarnya, dilansir The Guardian dikutip dari CBNC Indonesia, Selasa (30/9/2025).