Syaiful Amri
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Bank Mandiri mendapat tambahan likuiditas besar setelah pemerintah resmi menempatkan dana sebesar Rp 55 triliun ke dalam bank pelat merah tersebut. Dana ini merupakan bagian dari total Rp 200 triliun yang digelontorkan pemerintah untuk memperkuat sektor perbankan nasional. Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Mochamad Rizaldi, mengatakan dana jumbo ini akan difokuskan untuk memperkuat pembiayaan sektor prioritas, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ekspor, serta penciptaan lapangan kerja.
“Penempatan dana ini memperkuat likuiditas serta kapasitas pembiayaan Bank Mandiri untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas pemerintah, terutama UMKM dan sektor produktif yang berkontribusi pada peningkatan daya saing ekspor, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan ekonomi kerakyatan,” ujar Rizaldi dalam konferensi pers kinerja kuartal II 2025, Kamis (19/9).
Rizaldi menambahkan, suntikan dana dari pemerintah sejalan dengan komitmen Bank Mandiri menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit tetap berada di atas rata-rata industri, dengan kualitas aset dan likuiditas yang terjaga.
“Dengan basis dana murah dan permodalan yang solid, margin serta profitabilitas Bank Mandiri memiliki ruang untuk menyerap kualitas dari pasar, sekaligus memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan pricing dan alokasi portofolio sesuai dinamika kebijakan fiskal,” jelasnya.
Selain ke Bank Mandiri, pemerintah juga menempatkan dana pada bank Himbara lainnya. Rinciannya, BRI Rp 55 triliun, BNI Rp 55 triliun, BTN Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa alokasi dana jumbo tersebut membuat para direktur utama bank BUMN harus berpikir keras menyalurkannya ke sektor yang produktif.
“Rp 200 triliun hari Jumat sudah masuk ke perbankan, uangnya sudah nongkrong di sana. Sekarang saya duga para Dirut bank pusing mau nyalurin ke mana,” kata Purbaya di Istana Negara, Senin (15/9).