Sejarah Bisnis Warner Bros yang akan Diakuisisi Netflix
- account_circle -
- calendar_month Sel, 9 Des 2025
- comment 0 komentar

JAMBISNIS.COM – Kabar akuisisi Warner Bros oleh Netflix menjadi perbincangan. Sebab, akuisisi senilai US$ 72 miliar dan menanggung utang lebih dari US$ 10 miliar ini diyakini bakal mengubah landskap dunia hiburan.
Warner Bros memiliki jejak panjang. Didirikan oleh empat bersaudara; Albert, Sam, Harry dan Jack pada 4 April 1923, WB telah menjelma menjadi studio film yang memproduksi berbagai film terkenal.
Mengutip Katadata, film pertama yang menjadi tonggak sejarah bagi Warner Bros adalah The Jazz Singer yang rilis pada 1927. Film ‘talkie’ atau film yang sudah tersinkronisasi dengan suara itu menjadi peletak dasar kreativitas dan inovasi dalam pembuatan film. Warner Bros menjadi pelopor era baru dalam membuat film sehingga penontonnya dapat mendengarkan dialog suara dari film yang ditonton.
Kendati demikian jauh sebelum itu, Warner bersaudara memulai bisnis bioskop sederhana terlebih dahulu. Berbekal proyektor film yang digunakan untuk memutar film di Pennsylvania dan Ohio.
Warner bersaudara lalu melanjutkan bisnis pertunjukan tersebut dengan membuka gedung teater pertama di Cascade, New Castle, Pennsylvania pada 1903. Pada 1904, The Warners mendirikan Duquesne Amusement & Supply Company yang berbasis di Pittsburgh. Tugasnya adalah untuk mendistribusikan film.
Empat bersaudara ini berbagi tanggung jawab untuk mengembangkan usahanya. Ketika membuka Studio Warner Brothers pada 1918 Sam dan Jack memproduksi film-film tersebut, sementara Harry dan Albert bertindak sebagai pengawas yang menangani persoalan manajemen dan keuangan perusahaan. Baru pada 4 April 1923, setelah mendapatkan pinjaman dari Motley Flint, keempat bersaudara ini secara resmi merilis Warner Bros Pictures, Incorporated.

Akuisisi Warner Bros oleh Netflix
Berawal dari studio kecil, pada 1924 studio ini masuk ke dalam jajaran studio sukses di Hollywood berkat film-film yang mengisahkan seekor anjing Rin Tin Tin, serta film bisu besutan Ernst Lubitsch berjudul The Marriage Circle. Setelah mengalami berbagai periode pasang-surut, Jack Warner sebagai pemilik terakhir Warner Bros menjual kendali studio Warner Bros dan bisnis musik Warner Bros Records ke Seven Arts Production. Perusahaan ini dikendalikan oleh investor asal Kanada, Elliot dan Kenneth Hyman. Ini menandai era baru dalam Warner Bros.
Pergantian ini tak lama. Elliot dan Kenneth Hyman mengalihkannya ke Kinney National Company seharga US$ 64 juta. Aksi Kinney ini dipengaruhi oleh Ted Ashley yang mengoperasikan agensi bakat Hollywood. Usai aksi ini dilakukan perusahaan, Ashley ditunjuk menjadi kepala studio. Hal pertama yang dilakukan Ashley adalah mengembalikan nama studio menjadi Warner Bros.Inc. Sebelumnya, di masa penguasaan Hyman, studio berganti nama menjadi Warner Bros.-Seven Arts.
Di tangan Ashley, Warner Bros kembali mendulang kejayaan dengan sejumlah artis besar yang dilahirkan yaitu Paul Newman, Robert Redford, Barbra Streisand, dan Clint Eastwood. Era 1970-an menjadi era kejayaan Warner Bros, mengungguli studio-studio pesaingnya. Di masa itu, film yang diproduksi Warner Bros memiliki jangkauan yang luas, mulai dari komedi, action, drama keluarga, hingga film-film yang diadaptasi dari komik milik anak perusahaanya, DC Comics. Film Superman, Batman, dan Wonder Woman laku di pasaran.
- Penulis: -

Saat ini belum ada komentar