Syaiful Amri
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Belum genap 24 jam menjabat, Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, langsung menuai sorotan publik. Penggantian Sri Mulyani dalam reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto memunculkan banyak pertanyaan di tengah publik dan pasar.
Pasalnya, pernyataan perdana Purbaya soal pertumbuhan ekonomi dan unjuk rasa rakyat dinilai meremehkan dinamika sosial-ekonomi yang sedang berkembang di masyarakat. Pernyataannya bahwa "rakyat akan berhenti demo jika ekonomi tumbuh 6–7 persen" memicu reaksi keras dari sejumlah pengamat dan pelaku pasar.
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyebut sikap Purbaya sebagai bentuk overconfidence yang justru bisa membahayakan stabilitas publik dan ekonomi nasional.
"Belum sehari menjabat, pernyataannya sudah menimbulkan kontroversi. Ini alarm awal bagi kredibilitasnya sebagai pengelola fiskal negara," ujar Achmad dalam keterangannya, Selasa (9/9/2025).
Menurut Achmad, pernyataan Menkeu baru tersebut menyederhanakan kompleksitas persoalan publik. Demonstrasi tidak semata-mata dipicu oleh ketidakpuasan ekonomi, melainkan oleh ketidakadilan struktural, kesenjangan sosial, dan krisis kepercayaan terhadap kebijakan publik.
Pasar keuangan pun merespons keras. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari pengumuman reshuffle, Senin (8/9/2025), sempat menguat di sesi pertama, namun ditutup melemah drastis di sesi kedua.