Lahan Industri Baru, Subang Jadi Favorit Investor

ILUSTRASI: Kawasan industri
ILUSTRASI: Kawasan industri
Reporter

-

Editor

Darmanto Zebua

Meskipun aktivitas relatif moderat, tren permintaan dan prospek ekspansi di wilayah Jabodetabek tetap menunjukkan perkembangan yang meyakinkan. Minat yang tinggi dari investor global, terutama dari China yang didukung oleh pertumbuhan di sektor-sektor strategis, merupakan sebuah momentum yang signifikan.

Pergeseran geografis dalam pengembangan ke arah timur dan barat Jakarta, termasuk Subang, Karawang, dan Serang membuka peluang baru bagi kawasan industri untuk siap menangkap gelombang investasi berikutnya.

Namun, ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China telah memicu perubahan besar dalam lanskap manufaktur global. Pengenaan tarif tinggi terhadap ekspor China ke AS secara signifikan telah meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan yang beroperasi di China.

Hal ini mendorong banyak perusahaan multinasional untuk mengevaluasi kembali strategi manufaktur dan distribusi mereka. Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap China dan menekan biaya, sejumlah perusahaan secara aktif mempertimbangkan untuk merelokasikan fasilitas produksi mereka ke negara-negara yang lebih efisien secara biaya dan netral terhadap tarif.

Vietnam, Thailand, dan Indonesia muncul sebagai kandidat utama dalam lanskap relokasi yang terus berkembang ini. Dampak tidak langsung dari pergeseran manufaktur ini sudah mulai dirasakan di pasar properti industri Indonesia.

Potensi relokasi dan ekspansi bisnis yang terus berkembang mendorong meningkatnya permintaan terhadap lahan industri, ruang pabrik, dan gudang. Jika tren ini berlanjut, harga lahan industri diperkirakan akan terus meningkat, terutama di kawasan strategis dengan pasokan yang terbatas.