Pemerintah Siapkan Program Renovasi 1 Juta Rumah Tidak Layak Huni

JAMBISNIS.COM - Pemerintah menyiapkan program renovasi satu juta rumah tidak layak huni untuk masyarakat miskin ekstrem di seluruh Indonesia. Nantinya, pemerintah akan menggandeng Koperasi Merah Putih dalam pelaksanaannya.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan program tersebut menjadi salah satu langkah strategis untuk mempercepat target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah layak huni.

"Kita sedang siapkan minimal satu juta rumah untuk direnovasi, dan tanggung jawab serta mekanisme teknisnya sedang dibahas. Ini bukan hanya soal anggaran, tapi dampaknya sangat luas bagi kualitas hidup masyarakat," katanya, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/6/2025).

Fahri mengungkapkan, program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang dikenal bedah rumah masih akan dilakukan dengan pemberian dana langsung ke penerima bantuan sebesar Rp 21,8 juta yang akan dimanfaatkan Rp 2,5 juta untuk tukang bangunan, Rp 1,8 juta untuk fasilitator, serta Rp 17,5 juta untuk bahan bangunan.

Fahri menuturkan, pemerintah akan menggandeng Koperasi Merah Putih sebagai mitra untuk penyediaan material bangunan. Mekanisme itu dirancang agar pengadaan bahan bangunan dilakukan langsung dari koperasi di tingkat desa guna memangkas rantai distribusi yang selama ini menambah biaya.

"Dengan pola koperasi, harga semen, besi, baja dan material lainnya bisa ditekan. Harapannya, anggaran Rp 21,8 juta per unit itu bisa benar-benar cukup untuk mewujudkan rumah yang layak," jelasnya.

Program ini tidak hanya memperbaiki fisik rumah seperti atap dan dinding tetapi juga sanitasi, air bersih, dan lantai untuk memenuhi standar kelayakan rumah sesuai dengan indikator SDGs. Diharapkan, program renovasi tersebut bisa dimulai dalam waktu dekat setelah finalisasi aspek teknis, koordinasi lintas kementerian, serta skema pendanaan.

"Standar rumah layak menurut SDGs itu sudah jelas, dan kita ingin renovasi ini bukan sekadar tambal sulam, tapi transformasi menyeluruh terhadap kualitas hidup warga," tutupnya.(*)