Brand Modest Fashion Lokal Kayo Ekspansi ke Global, Bidik Pasar Internasional

ILUSTRASI. Salah satu fashion muslim hasil karya desainer di Muslim Fashion Festival (MUFFSEST) 2025 di JICC Jakarta,
ILUSTRASI. Salah satu fashion muslim hasil karya desainer di Muslim Fashion Festival (MUFFSEST) 2025 di JICC Jakarta,
Reporter

Syaiful Amri

Editor

Syaiful Amri

JAMBISNIS.COM - Brand modest fashion lokal Indonesia, Kayo, terus mengembangkan eksistensinya di pasar nasional dan global. Didirikan oleh Yusmilia Febrina atau Fey Kayo pada tahun 2018, Kayo hadir menjawab kebutuhan busana muslimah yang elegan, nyaman, dan tetap trendi.

Fey melihat peluang besar di industri modest fashion Indonesia, namun masih minim brand yang menonjolkan desain simpel namun berkelas. Sejak awal, Kayo fokus pada produk ready-to-wear seperti tunik dan dress, dan kini telah berkembang menjadi brand dengan produk lengkap: dress, blouse, outer, vest, skirt, pants, shirt, scarf, hingga aksesoris.

Kayo memproduksi pakaian dengan bahan berkualitas, 90% berasal dari natural fabric, dan menggandeng pengrajin lokal. Saat ini, Kayo memiliki 12 karyawan dan beroperasi di Kemang, Jakarta Selatan. Produk Kayo dipasarkan dengan rentang harga Rp 300.000 – Rp 3 juta, dan menghasilkan omzet sekitar Rp 100 juta per bulan.

Secara distribusi, Kayo menjangkau pasar Jabodetabek, dan hadir di sejumlah ritel ternama seperti Galeries Lafayette (Pacific Place), Sarinah, hingga Ubud, Bali.

Tak hanya di pasar lokal, Kayo juga sudah menembus pasar global. Produk Kayo dipasarkan di Isetan Suria KLCC Malaysia, dan di Gallery Seni Wastra Indonesia di Gimhae City, Korea Selatan. Ekspansi internasional juga telah dilakukan ke Korea, China, Inggris, Kuwait, Malaysia, dan Thailand.

“Kami ingin mengangkat identitas modest wear Indonesia dengan sentuhan kontemporer sehingga bisa bersaing di pasar global,” ujar Fey.