Aksi Demo Buat Sektor Ritel Merugi, Ini Permintaan Pengusaha..

ILUSTRASI:  Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah berdampak signifikan terhadap sektor ritel karena banyak yang tutup operasional.
ILUSTRASI: Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah berdampak signifikan terhadap sektor ritel karena banyak yang tutup operasional.
Reporter

-

Editor

Darmanto Zebua

JAMBISNIS.COM - Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah berdampak signifikan terhadap sektor ritel. Di Jakarta, tercatat tujuh mal atau pusat perbelanjaan tutup operasional untuk sementara. Meskipun demikian, para pelaku usaha di hilir tetap berkomitmen untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Ketua Umum Afiliasi Global Ritel Indonesia (AGRA) Roy Nicholas Mandey, angkat bicara mengenai kerugian yang dialami, serta langkah-langkah yang diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Roy mengakui, kerugian yang dialami sektor ritel sangat terasa. Penutupan gerai yang dipercepat sebagai respons terhadap situasi keamanan menyebabkan jam operasional berkurang drastis. Ia mencontohkan, jika sebuah toko mengurangi jam operasionalnya hingga sepertiga dari normal, maka produktivitas dan penjualan juga akan berkurang sepertiga.

"Ini tentunya kita tidak inginkan berlanjut, karena benar-benar ini akan memberi dampak kepada kontributor konsumsi rumah tangga," ujar Roy, dikutip dari Kompas, Senin (1/9/2025).

Menurutnya, sektor ritel memainkan peran krusial dalam konsumsi rumah tangga, yang merupakan pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ketika aktivitas ritel terganggu, dampaknya bisa meluas dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Menghadapi situasi ini, AGRA mengajukan beberapa permohonan kepada pemerintah: Pertama, adanya jaminan keamanan dari aparat penegak hukum agar gerai ritel dapat beroperasi normal dan masyarakat merasa aman saat berbelanja.