Syaiful Amri
Syaiful Amri
Sebelumnya, Sri Mulyani dikenal luas atas kepemimpinannya yang kuat dalam reformasi pajak, pengendalian defisit, serta penanganan fiskal selama pandemi. Namun, di tengah dinamika politik dan kebutuhan penyegaran, Prabowo mengambil keputusan untuk memberikan estafet kepada figur teknokrat baru dengan gaya kepemimpinan berbeda.
Dalam pernyataannya sebelum mengakhiri masa jabatannya di LPS, Purbaya menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia masih punya peluang besar untuk tumbuh tinggi jika mampu mengoptimalkan sinergi antara sektor fiskal dan swasta.
“Kita bisa tumbuh di atas 6%, bahkan hingga 8%, bila pemerintah dan swasta bisa menyatu dalam strategi pembangunan yang tepat. Stabilitas makro adalah fondasi, dan kita tidak boleh lengah,” ungkap Purbaya dalam wawancara sebelumnya.
Kini, dengan amanah sebagai Menteri Keuangan, ia diharapkan bisa mewujudkan gagasan tersebut secara konkret melalui instrumen anggaran, reformasi perpajakan, penguatan pengawasan fiskal, dan efisiensi belanja negara.
Penunjukan Purbaya juga menjadi kelanjutan dari transisi strategis yang sebelumnya telah dirancang. Saat Sri Mulyani membentuk panitia seleksi (Pansel) untuk mencari pengganti Ketua DK LPS, Purbaya telah menyampaikan niatnya untuk tidak melanjutkan jabatan di LPS. Saat itu, ia menyatakan bahwa ia siap untuk mendukung pemerintah dalam peran lain, yang kini terbukti sebagai jabatan menteri.
Langkah ini dinilai logis dan tepat waktu. Dengan rekam jejak yang bersih, pendekatan teknokratik, serta pengalaman lintas sektor, Purbaya diyakini akan mampu membawa angin segar bagi kebijakan keuangan negara di era baru pemerintahan Prabowo-Gibran.