Pertamina Harus Hati-hati Melakukan Investasi Kilang Minyak, Biaya Bisa Tembus USD 7,8 Miliar

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono
Reporter

Syaiful Amri

Editor

Syaiful Amri

JAMBISNIS.COM - Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono menegaskan bahwa pembangunan kilang minyak membutuhkan perencanaan matang karena biaya investasi yang sangat besar sekaligus berisiko tinggi. Untuk membangun satu kilang saja, dibutuhkan dana hingga USD 7,8 miliar atau setara lebih dari Rp120 triliun. Sebelumnya Mentri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyentil Pertamina terkait keterlambatannya dalam membangun kilang minyak baru di Indonesia

“Investasi di sektor kilang harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Saat ini banyak kilang baru di dunia yang lebih efisien, sehingga membuat kilang lama kurang kompetitif bahkan terancam tutup,” ujar Agung di sela acara Switzerland Global Conference, Jakarta Selatan, Jumat (3/10/2025).

Agung menjelaskan bahwa bisnis kilang saat ini menghadapi tekanan besar akibat over supply kilang baru secara global. Kondisi tersebut membuat margin bisnis semakin tipis.

“Permintaan energi juga menurun, salah satunya karena semakin banyak kendaraan listrik. Ditambah kondisi konflik dunia, margin bisnis kilang itu tipis banget,” ucapnya.

Meski penuh tantangan, Pertamina tetap melanjutkan proyek pembangunan kilang, salah satunya Kilang Balikpapan yang sedang dikebut penyelesaiannya. Pertamina juga tengah mengintegrasikan bisnis kilang dengan Pertamina Patra Niaga serta lini bisnis perkapalan untuk memperkuat efisiensi distribusi BBM dan memperbaiki struktur keuangan perusahaan.

“Dengan integrasi ini, kita harapkan layanan lebih efisien ke masyarakat sekaligus memperkuat bisnis kilang Pertamina,” tambah Agung.