Syaiful Amri
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Dalam upaya memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengakselerasi program penguatan kapasitas pelaku usaha melalui pendampingan literasi keuangan. Langkah ini sejalan dengan agenda prioritas pemerintah untuk membangun ekonomi desa berbasis koperasi yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Program literasi keuangan ini merupakan tindak lanjut kerja sama strategis antara KKP dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). Setelah melakukan pemetaan literasi keuangan terhadap 329 UMKM sektor kelautan dan perikanan, KKP menyusun modul pembinaan keuangan terstruktur. Modul ini dirancang untuk menjadi pedoman dalam program pendampingan berjenjang yang sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing pelaku usaha.
Fokus pendampingan diarahkan ke wilayah dengan konsentrasi tinggi UMKM perikanan seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau. Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, pendekatan pembinaan kolektif juga menjadi strategi agar dampak program dirasakan secara luas.
“Pembinaan akan fokus pada kelompok usaha yang berkembang secara komunal. Ini agar pembinaan tidak hanya menyasar individu, tetapi juga memperkuat ekosistem usaha secara bersama-sama,” jelas Tornanda dalam keterangan resminya, Selasa (9/9/2025) di Jakarta.
Dari hasil survei dan pemetaan, diketahui bahwa mayoritas pelaku UMKM berada di kategori literasi menengah (47%), sementara 34% sudah tergolong tinggi, dan sisanya cukup rendah (16%) hingga rendah (4%).
Pemetaan dilakukan berdasarkan 6 indikator utama literasi keuangan, yaitu: