Inflasi Jambi September 2025 Capai 3,77 Persen, Tertinggi di Kerinci

Foto : BPS Jambi
Foto : BPS Jambi
Reporter

Fitri Amalia

Editor

Kurnia Sandi

JAMBISNIS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) pada September 2025 sebesar 3,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,80. Angka tersebut menunjukkan terjadi kenaikan IHK dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Artinya terjadi kenaikan harga hampir di sebagian besar barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat provinsi Jambi," sebutnya, Rabu (01/10/2025) melalui YouTube siaran pers berita resmi statistik Provinsi Jambi.

Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo, memaparkan, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kerinci yang mencapai 5,90 persen dengan IHK sebesar 113,05, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Jambi sebesar 3,06 persen dengan IHK sebesar 108,77.

Secara month-to-month (m-to-m), inflasi Jambi tercatat sebesar 0,81 persen, sementara secara year-to-date (y-to-d) berada di angka 3,05 persen.

Kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya harga pada delapan kelompok pengeluaran. Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tercatat naik paling tinggi sebesar 8,66 persen, diikuti Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 6,73 persen, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 3,08 persen, Pendidikan sebesar 2,20 persen, serta Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 3,06 persen. Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran justru mengalami deflasi, yakni Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,54 persen, Kesehatan sebesar 0,82 persen, serta Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,52 persen.

Berdasarkan pemantauan BPS, sejumlah komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi y-on-y pada September 2025 antara lain cabai merah, daging ayam ras, emas perhiasan, bawang merah, beras, minyak goreng, kue kering berminyak, ikan dencis, petai, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, cabai hijau, kopi bubuk, ikan serai, ikan tongkol, kelapa, kangkung, ketupat atau lontong sayur, biaya pemeliharaan kendaraan, hingga biaya pendidikan tinggi. Untuk inflasi m-to-m, penyumbang utama di antaranya cabai merah, daging ayam ras, tarif angkutan udara, emas perhiasan, cabai hijau, mobil, sekolah dasar, wortel, udang basah, ikan gabus, jeruk, sigaret putih mesin (SPM), ikan kembung, kopi bubuk, pir, tekwan atau model, hingga bahan bakar rumah tangga.