Harga Cabai Merah Tembus Rp 52 Ribu per Kilogram di Kota Jambi, Warga dan Pedagang Keluhkan Minimnya Perhatian Pemerintah

Pedagang Cabai di Pasar Talang Banjar sedang menawarkan dagangannya ke pembeli, Selasa, (9/9).
Pedagang Cabai di Pasar Talang Banjar sedang menawarkan dagangannya ke pembeli, Selasa, (9/9).
Reporter

Syaiful Amri

Editor

Syaiful Amri

Menurut seorang pejabat dari Dinas Perdagangan Kota Jambi yang enggan disebutkan namanya, lonjakan harga cabai merah dipicu oleh penurunan pasokan dari daerah sentra produksi, sementara permintaan tetap tinggi. “Kami sedang memantau situasi dan belum ada rencana operasi pasar untuk cabai karena sebagian jenis cabai lain justru turun,” katanya.

Kenaikan harga cabai ini bukan kali pertama terjadi. Setiap memasuki masa transisi musim atau pasca panen raya, harga cabai kerap tidak stabil. Namun, yang menjadi keluhan utama masyarakat adalah minimnya tindakan nyata dari pemerintah daerah dalam melakukan stabilisasi harga bahan pokok penting seperti cabai, yang menjadi komoditas utama dalam masakan rumah tangga maupun usaha kuliner.

“Kalau terus seperti ini, kami rakyat kecil harus bagaimana? Pemerintah seharusnya cepat tanggap, bukan cuma data yang dipantau, tapi solusi nyata seperti operasi pasar atau subsidi langsung ke pedagang,” ujar Suparman, seorang pengusaha katering di Kota Baru.

Kondisi harga bahan pokok lain seperti beras, gula, minyak goreng, tepung, daging ayam, dan telur cenderung stabil di kedua pasar. Namun, komoditas protein hewani seperti daging sapi dan ayam kampung masih berada pada harga tinggi, yaitu Rp 130.000 – 140.000 per kilogram untuk daging sapi, dan Rp 65.000 per kilogram untuk ayam kampung.