Ilustrasi Indonesia mampu memproduksi emas hingga 80 ton per tahun dan menjelma menjadi negara produsen emas.
-
Darmanto Zebua
JAMBISNIS.COM - Ternyata Indonesia mampu memproduksi emas hingga 80 ton per tahun. Dengan hasil tersebut Indonesia telah menjelma menjadi negara produsen emas.
"Jadi kurang lebih sekitar 70 sampai 80 ton emas per tahun. Yang dulunya kita nggak pernah tahu," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Bahlil merinci, emas tersebut diproduksi PT Freeport sekitar 60 ton. Disusul PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman) sekitar 18 hingga 22 ton emas.
Ia menegaskan, kemampuan Indonesia dalam memproduksi emas ini berkaitan program hilirisasi smelter emas. Adapun biaya pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, mencapai USD 3 miliar hingga USD4 miliar, atau setara Rp65 triliun lebih.
"Itu adalah smelter single line terbesar di dunia dan sekarang sudah produksi," bebernya.
Ditegaskannya bahwa hilirisasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga penciptaan lapangan kerja. Berkaca pada hal tersebut, Bahlil berkomitmen untuk memperluas program hilirisasi di sektor mineral.
"Dan kita akan dorong untuk membangun industri hilirisasi di sektor kabel dan macam-macamnya. Copper foil dan segala macam," tandasnya.
Tak hanya terkenal dengan negara yang kaya rempah, Indonesia juga terkenal dikenal sebagai salah satu negara dengan cadangan emas terbesar di dunia. Indonesia diakui sebagai salah satu dari sepuluh negara penghasil emas terbesar di dunia.
Hal ini terungkap dalam laporan yang dikeluarkan oleh Investing News Network yang mengacu pada data dari United States Geological Survey (USGS). Negara kita menempati urutan ke-10 dengan total produksi emas mencapai 100 metrik ton (MT) pada 2024.
Melihat banyaknya cadangan emas di Indonesia bagaimana potensi Indonesia menjadi salah satu pemain besar emas secara global, dan bagaimana dampak ekonominya bagi Indonesia?
Terkait hal ini, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan, proven reserve emas Indonesia hanya 2.600 ton, no ke-6 di dunia, jauh di bawah Australia (12.000 ton), Russia (11.000 ton), Afrika Selatan (5.000 ton), AS dan China (masing-masing 3.000 ton).
"Jadi, Indonesia tidak mungkin menjadi produsen emas terbesar di dunia," kata Wijayanto.
Meskipun begitu, Wijayanto menambahkan emas tetap memberikan dampak ekonomi, selain pekerjaan bagi masyarakat, penerimaan bagi negara, dan tentunya aktivitas ekonomi bagi swasta.
"Permasalahan saat ini adalah investasi yang masih terbatas (termasuk kapasitas smelter) dan praktek penambangan yang masih jauh dari prinsip2 ESG," lanjutnya.
Adapun menurut Analis mata uang dan emas Doo Financial Futures Lukman Leong Lukman Leong harga emas yang juga terus meningkat memberikan dampak perekonomian positif untuk Indonesia.
Sedangkan untuk menjadi pemain besar emas di dunia, sangat bergantung pada seberapa berapa besar produksi emas di Indonesia.
"Total produksi dunia tahunan adalah 3 ribuan ton, apabila kita sanggup memproduksi 10 persen ,maka itu adalah 300 ton senilai kurang lebih Rp 600 triliun," tutur Lukman.(*)
Jl. Kapt. A. Bakaruddin, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, 36124
+62
media@jambisnis.com pimred@jambisnis.com
© Design by Jambisnis.com