ilustrasi foto
-
Syaiful Amri
JAMBISNIS.COM - Vietnam diguncang oleh skandal korupsi terbesar dalam sejarahnya. Bulan lalu, pihak berwenang menangkap seorang pengembang real estat terkemuka yang diduga menggelapkan dana hampir US$12,4 miliar (Rp191 triliun), jumlah yang setara dengan lebih dari 3% Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Skandal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kondisi sebenarnya sektor perbankan dan properti Vietnam. Kampanye antikorupsi besar-besaran yang dilancarkan Partai Komunis sejak 2016 memang telah menumbangkan sejumlah pejabat tinggi, termasuk presiden dan beberapa menteri senior. Namun, skala dugaan korupsi dalam kasus terbaru ini menunjukkan masalah yang jauh lebih dalam.
Pada 17 November, Kementerian Keamanan Publik Vietnam secara resmi menuduh Truong My Lan, Ketua Van Thinh Phat Holdings Group, menggelapkan sekitar Rp191 triliun dari Saigon Commercial Bank. Lan diketahui menjadi pemegang saham mayoritas di bank tersebut selama beberapa tahun. Sebelumnya, pada Januari, Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, dan dua wakil perdana menteri dipecat. Pemecatan ini terkait dugaan korupsi dalam pengadaan alat tes virus corona dan proses pemulangan warga negara Vietnam selama pandemi COVID-19.
Menanggapi terungkapnya skandal terbaru ini, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk memerangi korupsi. "Kami perlu melakukan perlawanan terhadap korupsi dengan lebih cepat dan lebih efisien," ujar Trong. "Kami tidak akan berhenti di sini, namun akan terus berlanjut dalam jangka panjang." teranganya
Profesor ilmu politik dari University of Oregon, Tuong Vu, mengemukakan bahwa Trong kemungkinan akan menargetkan tokoh-tokoh yang lebih besar. Salah satunya adalah Le Thanh Hai, mantan bos partai di Kota Ho Chi Minh yang dikenal sebagai "pejabat paling korup di Vietnam." Hai, yang telah puluhan tahun menjadi pimpinan politik di pusat bisnis selatan Vietnam, sempat mendapat tekanan pada tahun 2020 terkait tindakan tidak pantas oleh komitenya, namun sejauh ini ia berhasil menghindari tuntutan hukum.
"Ada kemungkinan bahwa Hai adalah yang berikutnya. Dia juga dikenal dekat dengan mantan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung, yang mungkin masih menjadi target," kata Tuong Vu, merujuk pada tokoh politik kelas berat yang dikalahkan Trong pada tahun 2016. Analis menduga bahwa Hai dan Dung mungkin merupakan dua orang terkaya di Vietnam pada tahun 2010-an, berkat dugaan pengawasan terhadap jaringan korupsi yang luas di Vietnam selatan. Jurnalis Michael Tatarski, yang menulis tentang politik Vietnam di blognya, Vietnam Weekly, meyakini bahwa "tidak ada keraguan bahwa akan ada lebih banyak skandal dan penangkapan besar yang akan terjadi." pungkasnya.(*)
Jl. Kapt. A. Bakaruddin, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, 36124
+62
media@jambisnis.com pimred@jambisnis.com
© Design by Jambisnis.com