Ilustrasi. FOTO Pexels.com
-
Deddy Rachmawan
JAMBISNIS.COM - Perilaku transaksi keuangan masyarakat tampaknya sudah mulai berubah. Transaksi cashless yang bertemu dengan era digitalisasi membuat masyarakat, utamanya kaum muda menjadikannya sebagai perilaku transaksi.
Tak ayal, kini jumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Indonesia terus berkurang banyak dalam beberapa waktu belakangan ini. Hal itu tercermin dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengungkapkan bahwa sejumlah bank di Indonesia kompak memangkas jumlah mesin ATM di berbagai lokasi.
Tentu, ada banyak variabel yang membuat berkurangnya jumlah unit ATM perbankan. "Penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Baik dari sudut pandang bank maupun nasabah, terdapat alasan logis dan strategis di balik tren ini," kata
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (10/6/2025).
Untuk diketahui OJK mencatat, jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia per triwulan IV-2023 berkurang sebanyak 4.676 unit sehingga hanya tersisa 115.539. Jaringan kantor terbanyak masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.412 unit. Jumlah itu menyusut sebanyak 1.417 unit, yakni dari setahun sebelumnya 92.829 unit dari tiga bulan sebelumnya.
Data terbaru, OJK mencatatkan terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.197 unit per triwulan II-2024. Jumlah itu menyusut sebanyak 319 unit, yakni dari sebanyak 91.516 unit dari setahun sebelumnya.
Arianto Muditomo menyebut, ada beberapa penyebab di balik terjadinya fenomena ini, salah satunya bergesernya budaya transaksi masyarakat dari menggunakan uang tunai menjadi ke layanan digital alias mobile banking dan aplikasi.
Selain itu, ada biaya investasi dan perawatan mesin ATM relatif tinggi. Sedangkan dari sudut pandang nasabah, Arianto menyebut ada kebiasaan baru untuk menggunakan mobile banking dan mobile apps untuk transaksi keuangannya.
Meski demikian, Arianto mengatakan, ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
Oleh sebab itu, ia mengimbau bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, yakni dengan tetap menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.
"Pada saatnya nanti akan ditemukan keseimbangan baru atas pengguna layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik," tuturnya. (*)
Jl. Kapt. A. Bakaruddin, Kelurahan Selamat, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, 36124
+62
media@jambisnis.com pimred@jambisnis.com
© Design by Jambisnis.com