Bukan Teman, AI Kini Jadi Saingan Gen Z di Dunia Kerja

Ilustrasi Para pekerja yang karirnya terancam dengan AI
Ilustrasi Para pekerja yang karirnya terancam dengan AI
Reporter

Syaiful Amri

Editor

Syaiful Amri

JAMBISNIS.COM - Semakin masifnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) di dunia kerja ternyata membawa dampak nyata bagi generasi muda, khususnya Gen Z. Alih-alih jadi peluang emas, bagi banyak anak muda, AI kini malah terasa seperti ancaman yang bikin deg-degan.

Menurut Joseph Briggs, ekonom senior di Goldman Sachs, justru pekerja muda di industri teknologi seperti programmer dan engineer yang paling rentan tergantikan oleh AI. Kenapa bisa begitu?

Meskipun AI generatif baru masuk tahap awal penggunaan, banyak perusahaan sudah menggunakannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin. Akibatnya? Biaya operasional turun, tapi jumlah karyawan juga ikut dipangkas. Dan yang sering kena dampak? Karyawan baru atau fresh graduate, terutama di bidang teknologi.

Menurut laporan Times of India, PHK besar-besaran tahun 2025 ini sudah terjadi di berbagai perusahaan raksasa seperti Microsoft, Meta, hingga Google. Totalnya? Lebih dari 50.000 karyawan di sektor teknologi sudah dirumahkan.

Goldman Sachs mencatat bahwa tingkat pengangguran di kalangan pekerja usia 20–30 tahun di sektor teknologi naik sekitar 3 persen sejak awal tahun. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain atau sektor berbeda.

Bukan cuma soal PHK, tapi lowongan kerja untuk peran-peran pemula juga makin langka. Bahkan, di Amerika Serikat, jumlah lowongan kerja di bidang teknologi turun 35 persen sejak 2023. Kondisi ini bikin Gen Z makin sulit membangun karier yang stabil di dunia digital.